Polandia Ogah Lagi Pasok Senjata ke Ukraina, Ini Respons AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Polandia, salah satu anggota NATO, menolak memasok lagi senjata ke Ukraina yang selama ini digunakan untuk perang melawan invasi Rusia.
Militer Amerika Serikat (AS) merespons dengan mengatakan pihaknya menghormati keputusan Warsawa.
Keputusan Polandia itu sebagai puncak dari perselisihannya dengan Ukraina terkait impor biji-bijian Kyiv.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan bahwa keputusan Polandia adalah keputusan kedaulatannya, namun hal tersebut tidak menunjukkan pengurangan dukungan terhadap Kyiv.
“Saya akan menyoroti, bagaimanapun, bahwa Polandia telah menjadi salah satu negara terkemuka dalam hal memberikan bantuan kepada Ukraina—tidak hanya bantuan keamanan, tetapi juga bantuan kemanusiaan dan dukungan bagi jutaan pengungsi Ukraina,” kata Ryder yang dilansir European Pravda, Jumat (22/9/2023).
Ketika ditanya apakah pernyataan Polandia merupakan indikasi perubahan sikap di antara sekutu Ukraina di Eropa Timur, Ryder menunjuk pada pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina sebagai contoh utama dari fakta bahwa persatuan dan tekad masih sangat kuat dalam komunitas internasional.
Sebelumnya, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan Warsawa saat ini fokus mempersenjatai kembali tentaranya sendiri dan oleh karena itu tidak mengirimkan bantuan militer ke Kyiv.
“Ukraina mempertahankan diri dari serangan brutal Rusia dan saya memahami situasi ini, tapi seperti yang saya katakan, kami akan melindungi negara kami," kata Morawiecki kepada saluran televisi Polsat News pada hari Rabu.
"Kami tidak lagi mentransfer senjata ke Ukraina, karena kami sekarang mempersenjatai Polandia,” lanjut Morawiecki.
Pernyataan itu muncul di tengah ketegangan antara Warsawa dan Kyiv mengenai pembatasan sepihak Polandia terhadap produk pertanian Ukraina dan tindakan Ukraina sebagai tanggapannya.
Pemerintah Polandia kemudian mengklarifikasi bahwa Warsawa saat ini hanya melakukan pasokan amunisi dan senjata yang telah disepakati sebelumnya, termasuk berdasarkan kontrak dengan Ukraina.
Presiden Polandia Andrzej Duda lebih lanjut mengklarifikasi bahwa perkataan Morawiecki telah disalahartikan.
Militer Amerika Serikat (AS) merespons dengan mengatakan pihaknya menghormati keputusan Warsawa.
Keputusan Polandia itu sebagai puncak dari perselisihannya dengan Ukraina terkait impor biji-bijian Kyiv.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan bahwa keputusan Polandia adalah keputusan kedaulatannya, namun hal tersebut tidak menunjukkan pengurangan dukungan terhadap Kyiv.
“Saya akan menyoroti, bagaimanapun, bahwa Polandia telah menjadi salah satu negara terkemuka dalam hal memberikan bantuan kepada Ukraina—tidak hanya bantuan keamanan, tetapi juga bantuan kemanusiaan dan dukungan bagi jutaan pengungsi Ukraina,” kata Ryder yang dilansir European Pravda, Jumat (22/9/2023).
Ketika ditanya apakah pernyataan Polandia merupakan indikasi perubahan sikap di antara sekutu Ukraina di Eropa Timur, Ryder menunjuk pada pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina sebagai contoh utama dari fakta bahwa persatuan dan tekad masih sangat kuat dalam komunitas internasional.
Sebelumnya, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan Warsawa saat ini fokus mempersenjatai kembali tentaranya sendiri dan oleh karena itu tidak mengirimkan bantuan militer ke Kyiv.
“Ukraina mempertahankan diri dari serangan brutal Rusia dan saya memahami situasi ini, tapi seperti yang saya katakan, kami akan melindungi negara kami," kata Morawiecki kepada saluran televisi Polsat News pada hari Rabu.
"Kami tidak lagi mentransfer senjata ke Ukraina, karena kami sekarang mempersenjatai Polandia,” lanjut Morawiecki.
Pernyataan itu muncul di tengah ketegangan antara Warsawa dan Kyiv mengenai pembatasan sepihak Polandia terhadap produk pertanian Ukraina dan tindakan Ukraina sebagai tanggapannya.
Pemerintah Polandia kemudian mengklarifikasi bahwa Warsawa saat ini hanya melakukan pasokan amunisi dan senjata yang telah disepakati sebelumnya, termasuk berdasarkan kontrak dengan Ukraina.
Presiden Polandia Andrzej Duda lebih lanjut mengklarifikasi bahwa perkataan Morawiecki telah disalahartikan.
(mas)