Erdogan: Konflik Ukraina akan Berlangsung Lama, Rusia Sejatinya Cari Solusi Cepat

Rabu, 20 September 2023 - 18:01 WIB
loading...
Erdogan: Konflik Ukraina akan Berlangsung Lama, Rusia Sejatinya Cari Solusi Cepat
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan konflik antara Rusia dan Ukraina akan berlarut-larut dalam “waktu yang lama”.

Dia menjelaskan, Moskow sebenarnya merupakan salah satu pihak yang berupaya mengakhiri permusuhan sesegera mungkin.

Pernyataan tersebut disampaikan Erdogan dalam wawancara dengan stasiun televisi Amerika PBS yang disiarkan pada Senin (18/9/2023).

Erdogan ditanya tentang pertemuan baru-baru ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan apakah Vladimir Putin yakin Moskow “memenangkan perang itu.”

Pemimpin Turki mengatakan keduanya tidak membahas konflik tersebut dalam kaitannya dengan siapa yang menang.

Namun dia mengatakan Rusia sebenarnya sedang mencari penyelesaian cepat atas permusuhan yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

“Sangat jelas bahwa perang ini akan berlangsung lama. Dan agar perang dapat berakhir sesegera mungkin, kami sangat berharap. Dan Tuan Putin sebenarnya ingin mengakhiri perang ini sesegera mungkin,” papar Erdogan.



Dia menjelaskan, “Itulah yang (Putin) katakan. Dan saya percaya dengan ucapannya.”

Erdogan menyatakan keraguannya bahwa Rusia akan “menarik diri” dari Crimea, dan mengungkapkan dia telah “berunding” dengan Putin pada tahun 2014 mengenai masalah ini.

Semenanjung Crimea memisahkan diri dari Kiev setelah kudeta Maidan dan dimasukkan ke dalam Rusia setelah referendum.

“Saya tidak bisa memaksa mereka mundur dari Crimea. Saya pikir itu juga tidak mungkin dilakukan untuk saat ini. Saya pikir waktulah yang akan menjawabnya,” papar Erdogan.

Selama konflik berlangsung, para pejabat tinggi Ukraina telah berulang kali berjanji mengusir pasukan Rusia dari seluruh wilayah bekas Ukraina.

Selain Crimea, wilayah ini juga mencakup Wilayah Kherson dan Zaporozhye, serta Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, yang semuanya juga dimasukkan ke dalam Rusia setelah referendum musim gugur lalu.

Moskow telah berulang kali memberi isyarat mereka menganggap masalah ini sudah selesai dan realitas teritorial baru harus diakui.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)