Inggris Tuding China Targetkan Para Pejabat dalam Operasi Mata-mata
loading...
A
A
A
LONDON - China menawarkan kontrak yang menguntungkan kepada para pejabat Inggris di sektor-sektor seperti politik, pertahanan, dan bisnis sebagai bagian dari kampanye spionase “produktif” yang dirancang untuk mendapatkan pengetahuan tentang cara kerja pemerintah Inggris.
Tudingan itu diungkap Downing Street pada Kamis (14/9/2023).
“Skema perekrutan China telah mencoba memburu warga negara Inggris dan sekutunya yang menduduki posisi-posisi penting dan memiliki pengetahuan serta pengalaman yang sensitif,” papar pemerintah Inggris.
Komentar tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap laporan yang dirilis pada Juli yang menemukan pemerintahan Konservatif Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak tidak mampu menangani ancaman “produktif dan agresif” yang diduga ditimbulkan Beijing.
Menurut pernyataan tersebut, berbagai metode telah diterapkan untuk mencegah para pejabat terpengaruh oleh tawaran perekrutan China, termasuk perangkat lunak yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi profil palsu di situs media sosial seperti LinkedIn.
Mantan personel militer senior mungkin juga diharuskan menandatangani perjanjian kerahasiaan yang akan mencegah mereka menerima tawaran pekerjaan bernilai besar dari Beijing.
Sunak mengatakan pada Kamis bahwa dia “sangat menyadari ancaman khusus terhadap cara hidup kita yang terbuka dan demokratis” yang diduga ditimbulkan oleh China.
Dalam laporannya pada Juli, yang diterbitkan setelah penyelidikan selama empat tahun, Komite Intelijen dan Keamanan Inggris mengklaim mata-mata China telah berhasil mendapatkan akses terhadap informasi sensitif terkait perekonomian Inggris, dan tanggapan pemerintah “sama sekali tidak memadai.”
“China sangat efektif dalam menggunakan uang dan pengaruhnya untuk menembus atau membeli akademisi guna memastikan narasi internasionalnya maju dan kritik terhadap China ditekan,” ungkap laporan itu.
Berbicara di depan Parlemen pada Kamis, Sunak mengakui telah terjadi kesalahan dan menekankan, “Kita bisa berbuat lebih baik.”
Pada 2022, pejabat keamanan Inggris mengeluarkan nasihat langka yang memperingatkan Parlemen bahwa tersangka mata-mata China “terlibat dalam aktivitas campur tangan politik” di London. Dilaporkan pekan ini bahwa seorang peneliti parlemen Inggris telah ditangkap karena dicurigai melakukan mata-mata atas nama Beijing.
Baik tersangka maupun Kementerian Luar Negeri China telah membantah klaim tersebut.
The Times melaporkan pekan ini bahwa badan intelijen MI5 London telah memperingatkan Partai Konservatif pada 2021 bahwa dua calon anggota parlemen dicurigai sebagai mata-mata China.
MI5 sebelumnya mengindikasikan jumlah investigasi kasus dugaan spionase China meningkat tujuh kali lipat dibandingkan tahun 2018.
Tudingan itu diungkap Downing Street pada Kamis (14/9/2023).
“Skema perekrutan China telah mencoba memburu warga negara Inggris dan sekutunya yang menduduki posisi-posisi penting dan memiliki pengetahuan serta pengalaman yang sensitif,” papar pemerintah Inggris.
Komentar tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap laporan yang dirilis pada Juli yang menemukan pemerintahan Konservatif Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak tidak mampu menangani ancaman “produktif dan agresif” yang diduga ditimbulkan Beijing.
Menurut pernyataan tersebut, berbagai metode telah diterapkan untuk mencegah para pejabat terpengaruh oleh tawaran perekrutan China, termasuk perangkat lunak yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi profil palsu di situs media sosial seperti LinkedIn.
Mantan personel militer senior mungkin juga diharuskan menandatangani perjanjian kerahasiaan yang akan mencegah mereka menerima tawaran pekerjaan bernilai besar dari Beijing.
Sunak mengatakan pada Kamis bahwa dia “sangat menyadari ancaman khusus terhadap cara hidup kita yang terbuka dan demokratis” yang diduga ditimbulkan oleh China.
Dalam laporannya pada Juli, yang diterbitkan setelah penyelidikan selama empat tahun, Komite Intelijen dan Keamanan Inggris mengklaim mata-mata China telah berhasil mendapatkan akses terhadap informasi sensitif terkait perekonomian Inggris, dan tanggapan pemerintah “sama sekali tidak memadai.”
“China sangat efektif dalam menggunakan uang dan pengaruhnya untuk menembus atau membeli akademisi guna memastikan narasi internasionalnya maju dan kritik terhadap China ditekan,” ungkap laporan itu.
Berbicara di depan Parlemen pada Kamis, Sunak mengakui telah terjadi kesalahan dan menekankan, “Kita bisa berbuat lebih baik.”
Pada 2022, pejabat keamanan Inggris mengeluarkan nasihat langka yang memperingatkan Parlemen bahwa tersangka mata-mata China “terlibat dalam aktivitas campur tangan politik” di London. Dilaporkan pekan ini bahwa seorang peneliti parlemen Inggris telah ditangkap karena dicurigai melakukan mata-mata atas nama Beijing.
Baik tersangka maupun Kementerian Luar Negeri China telah membantah klaim tersebut.
The Times melaporkan pekan ini bahwa badan intelijen MI5 London telah memperingatkan Partai Konservatif pada 2021 bahwa dua calon anggota parlemen dicurigai sebagai mata-mata China.
MI5 sebelumnya mengindikasikan jumlah investigasi kasus dugaan spionase China meningkat tujuh kali lipat dibandingkan tahun 2018.
(sya)