Demo Besar Anti-Presiden Maduro Pecah, 2 Orang Ditembak Mati

Kamis, 20 April 2017 - 06:14 WIB
Demo Besar Anti-Presiden Maduro Pecah, 2 Orang Ditembak Mati
Demo Besar Anti-Presiden Maduro Pecah, 2 Orang Ditembak Mati
A A A
CARACAS - Ribuan orang turun ke jalan-jalan utama di Caracas dalam demo besar menentang Presiden Venezuela Nicholas Maduro. Dua demonstran ditembak mati, di mana salah satunya ditembak di bagian kepala.

Demo besar-besaran yang dijuluki sebagai “mother of all marches” atau “ibu semua pawai” ini terjadi hari Rabu waktu Caracas. Ribuan demonstran menuntut Presiden Maduro lengser dan minta para politisi oposisi yang dipenjara dibebaskan.

Massa sudah tidak tahan dengan krisis ekonomi dan sosial yang semakin parah di Venezuela. Mereka menyalahkan pemerintah yang dipimpin Presiden Maduro atas situasi serba sulit di negara itu.

Demo besar ini menyusul demonstrasi berdarah selama beberapa pekan yang telah menewaskan tujuh orang.

Dua demonstran yang tewas dalam aksi turun ke jalan adalah seorang pelajar berusia 18 tahun bernama Carlos Moreno yang dilaporkan ditembak mati di bagian kepala oleh kelompok pro-Maduro. Korban tewas lainnya adalah seorang perempuan yang ditemukan terbunuh di San Cristobal, dekat perbatasan Kolombia.

Sementara itu, Maduro menuduh oposisi telah menyerang polisi dan menjarah toko-toko di Caracas. Dia menyebut ada upaya kudeta yang didukung Amerika Serikat terhadap dirinya. Menurut laporan BBC, kamis (20/4/2017), ada sekitar 30 orang yang diklaim Maduro telah ditangkap.

Para pengkritik Maduro menuduh ada kelompok demonstran saingan yang memicu bentrokan. Namun, stasiun televisi pemerintah melaporkan para demonstran saingan itu merupakan loyalis bangsa dengan pakaian khas warna merah dengan “tujuan untuk membela tanah air”.

Beberapa demonstran loyalis pemerintah itu diduga telah dipersenjatai Presiden Maduro.

Protes besar-besaran kali ini juga dipicu oleh upaya Mahkamah Agung untuk mengambil alih kekuasaan dari parlemen yang telah dikuasai oposisi. Upaya Mahkamah Agung ini dianggap kubu oposisi sebagai perampokan kekuasaan.

Pemimpin oposisi dan mantan kandidat presiden Henrique Capriles telah dilarang menjalankan jabatannya selama 15 tahun.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3639 seconds (0.1#10.140)