Ahli Kimia Turki Sambangi Lokasi Serangan Senjata Kimia Suriah
A
A
A
ANKARA - Sebuah tim ahli kimia dari Turki dilaporkan telah melakukan kunjungan ke Idlib, Suriah, untuk melakukan penyelidikan mengenai serangan senjata kimia yang terjadi pekan lalu. Tim ini dikirim oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
Seorang sumber OPCW mengatakan, tim pencarian fakta dikirim oleh OPCW di Den Haag untuk mengumpulkan sampel bio-metric dan melakukan wawancara dengan para korban selamat dari serangan pekan lalu.
"Misi OPCW akan menentukan jenis senjata kimia yang digunakan, tetapi tidak diamanatkan untuk menyalahkan salah satu pihak," kata sumber itu, yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (13/4).
"Hasil temuan, yang diharapkan akan diketahui dalam tiga atau empat minggu ke depan, akan diteruskan ke tim penyelidik bersamaPBB-OPCW yang bertugas mengidentifikasi individu atau lembaga yang bertanggung jawab atas serangan itu," sambungnya.
Sumber itu menambahkan, para peneliti telah menyimpulkan sarin, klorin dan gas belerang telah digunakan dalam perang sipil Suriah. Dimana, pasukan pemerintah Suriah disebut beberapa menggunakan klorin, sementara ISIS beberapa kali menggunakan gas belerang.
Seorang sumber OPCW mengatakan, tim pencarian fakta dikirim oleh OPCW di Den Haag untuk mengumpulkan sampel bio-metric dan melakukan wawancara dengan para korban selamat dari serangan pekan lalu.
"Misi OPCW akan menentukan jenis senjata kimia yang digunakan, tetapi tidak diamanatkan untuk menyalahkan salah satu pihak," kata sumber itu, yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (13/4).
"Hasil temuan, yang diharapkan akan diketahui dalam tiga atau empat minggu ke depan, akan diteruskan ke tim penyelidik bersamaPBB-OPCW yang bertugas mengidentifikasi individu atau lembaga yang bertanggung jawab atas serangan itu," sambungnya.
Sumber itu menambahkan, para peneliti telah menyimpulkan sarin, klorin dan gas belerang telah digunakan dalam perang sipil Suriah. Dimana, pasukan pemerintah Suriah disebut beberapa menggunakan klorin, sementara ISIS beberapa kali menggunakan gas belerang.
(esn)