Anwar Ibrahim Desak Dunia Hindari Kebingungan dalam Tangani Konflik di Palestina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim meminta komunitas internasional menghindari kebingungan dan diskriminasi dalam menangani konflik dan penderitaan manusia di Palestina.
Anadolu Agency melaporkan hal itu pada Kamis (7/9/2023).
Saat berpidato di KTT Asia Timur di Jakarta, Indonesia, Anwar mengatakan segala bentuk rasisme, Islamofobia, dan xenofobia tidak dapat diterima dan harus dikutuk sekuat mungkin.
Perdana Menteri Malaysia berada di Indonesia untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Mengenai Palestina, Anwar, dan para pemimpin ASEAN menyatakan keprihatinan atas perkembangan di Timur Tengah dan menegaskan kembali perlunya solusi yang komprehensif, adil dan berkelanjutan terhadap krisis ini guna mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.
“Kami mendukung penuh hak sah rakyat Palestina atas Negara Palestina yang merdeka dengan terwujudnya dua negara, Palestina dan Israel, hidup berdampingan secara damai dan aman berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” ungkap pernyataan ASEAN saat dibacakan, dilansir Bernama News.
Kemudian, dia bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membahas masalah Palestina dan Myanmar, menurut pernyataan di akun X-nya.
Anwar menegaskan kembali komitmen Malaysia bekerja sama erat dengan PBB dan ASEAN, terutama dalam upaya mencapai penyelesaian damai terhadap krisis politik Myanmar.
Mengekspresikan “kekecewaannya” terhadap tidak adanya kemajuan dalam implementasi Konsensus 5 Poin ASEAN oleh otoritas Myanmar, Anwar mengatakan, “Saya juga menyuarakan keprihatinan saya bahwa krisis di Myanmar telah membuka peluang bagi sindikat kriminal untuk mengintensifkan aktivitas mereka.”
Lihat Juga: Sudah 107 Tahun Deklarasi Balfour, Cikal Bakal Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina
Anadolu Agency melaporkan hal itu pada Kamis (7/9/2023).
Saat berpidato di KTT Asia Timur di Jakarta, Indonesia, Anwar mengatakan segala bentuk rasisme, Islamofobia, dan xenofobia tidak dapat diterima dan harus dikutuk sekuat mungkin.
Perdana Menteri Malaysia berada di Indonesia untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Mengenai Palestina, Anwar, dan para pemimpin ASEAN menyatakan keprihatinan atas perkembangan di Timur Tengah dan menegaskan kembali perlunya solusi yang komprehensif, adil dan berkelanjutan terhadap krisis ini guna mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.
“Kami mendukung penuh hak sah rakyat Palestina atas Negara Palestina yang merdeka dengan terwujudnya dua negara, Palestina dan Israel, hidup berdampingan secara damai dan aman berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” ungkap pernyataan ASEAN saat dibacakan, dilansir Bernama News.
Kemudian, dia bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membahas masalah Palestina dan Myanmar, menurut pernyataan di akun X-nya.
Anwar menegaskan kembali komitmen Malaysia bekerja sama erat dengan PBB dan ASEAN, terutama dalam upaya mencapai penyelesaian damai terhadap krisis politik Myanmar.
Mengekspresikan “kekecewaannya” terhadap tidak adanya kemajuan dalam implementasi Konsensus 5 Poin ASEAN oleh otoritas Myanmar, Anwar mengatakan, “Saya juga menyuarakan keprihatinan saya bahwa krisis di Myanmar telah membuka peluang bagi sindikat kriminal untuk mengintensifkan aktivitas mereka.”
Lihat Juga: Sudah 107 Tahun Deklarasi Balfour, Cikal Bakal Berdirinya Negara Israel di Tanah Palestina
(sya)