Geruduk Pangkalan Militer Prancis di Niger, Demonstran Sembelih Kambing

Minggu, 03 September 2023 - 08:26 WIB
loading...
Geruduk Pangkalan Militer...
Pengunjuk rasa menggeruduk pangkalan militer sambil membawa peti mati ditutupi bendera Prancis, menuntut pasukan Prancis pergi dari Niger. Foto/Reuters/Mahamadou Hamidou
A A A
NIAMEY - Puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar pangkalan militer Prancis di ibu kota Niger , Niamey, pada Sabtu waktu setempat. Mereka menuntut agar pasukan Prancis pergi setelah kudeta yang dilakukan militer negara itu mendapat dukungan luas tetapi Paris menolak mengakuinya.

Kudeta yang terjadi pada tanggal 26 Juli – satu dari delapan kudeta yang terjadi di Afrika Barat dan Tengah sejak tahun 2020 – telah menarik perhatian kekuatan global mengenai peralihan kekuasaan militer ke wilayah tersebut.

Pihak yang paling terkena dampaknya adalah Prancis, yang pengaruhnya terhadap bekas jajahannya telah berkurang di Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan meningkatnya fitnah yang populer.

Pasukan Prancis telah diusir dari negara tetangga Mali dan Burkina Faso sejak kudeta pecah di negara-negara tersebut, sehingga mengurangi peran mereka dalam perjuangan di seluruh wilayah melawan pemberontakan kelompok Islam yang mematikan.

Sentimen anti-Prancis telah meningkat di Niger sejak kudeta, namun semakin memburuk pada pekan lalu ketika Prancis mengabaikan perintah junta yang memerintahkan duta besarnya, Sylvain Itte, untuk pergi. Polisi telah diperintahkan untuk mengusirnya, kata junta.



Di luar pangkalan militer pada hari Sabtu, para pengunjuk rasa menyembelih leher seekor kambing yang bulunya di cat warna bendera Prancis dan membawa peti mati berbendera Prancis ketika barisan tentara Niger mengawasi jalannya aksi. Demonstran lain membawa sejumlah poster yang menyerukan agar Prancis pergi.

Wartawan Reuters mengatakan ini adalah demonstrasi terbesar sejak kudeta, yang menunjukkan bahwa dukungan terhadap junta – dan cemoohan terhadap Prancis – tidak berkurang.

“Kami siap mengorbankan diri kami hari ini, karena kami bangga,” kata pengunjuk rasa Yacouba Issoufou.

“Mereka menjarah sumber daya kami dan kami menjadi sadar. Jadi mereka akan keluar,” imbuhnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/9/2023).

Hingga sore hari waktu setempat, belum terlihat adanya kekerasan.

Prancis memiliki hubungan baik dengan Presiden terguling Mohamed Bazoum dan memiliki sekitar 1.500 tentara yang ditempatkan di Niger.



Pada hari Jumat, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia berbicara dengan Bazoum setiap hari.

"Keputusan yang akan kami ambil, apa pun keputusannya, akan didasarkan pada pertukaran (pikiran) dengan Bazoum," kata Macron.

Junta Niger mengecam komentar tersebut sebagai komentar yang memecah belah dan hanya bertujuan untuk melakukan hubungan neo-kolonial Prancis.

Prancis bukan satu-satunya negara yang mengkhawatirkan hal ini. Blok regional Afrika Barat, ECOWAS, telah menjatuhkan sanksi terhadap Niger dan mengancam akan melakukan tindakan militer sebagai upaya terakhir. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa juga menempatkan pasukannya di negara tersebut.

Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang menjabat sebagai ketua ECOWAS, mengatakan pekan lalu bahwa transisi kembali ke pemerintahan sipil selama sembilan bulan dapat memuaskan kekuatan regional.

Junta Niger sebelumnya mengusulkan jangka waktu tiga tahun.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Indonesia Sedang Menanti...
Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
Apa Itu 50501? Gerakan...
Apa Itu 50501? Gerakan Perlawanan Melawan Donald Trump di AS
Terinspirasi Perang...
Terinspirasi Perang Revolusi Amerika, Ribuan Demonstran Turun ke Jalanan Melawan Trump
Apa Motif Perang Trump...
Apa Motif Perang Trump Melawan Harvard?
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
Siapa Brice Oligui Nguema?...
Siapa Brice Oligui Nguema? Presiden Terpilih Gabon yang Berani Menasionalisasi Aset Asing
Kaya Akan Emas, Pulau...
Kaya Akan Emas, Pulau di Papua Nugini Ini Bisa Diambil Alih oleh Trump
Aktris Hollywood Angelina...
Aktris Hollywood Angelina Jolie Dukung Palestina, Posting Penderitaan Warga Gaza di Instagram
Rekomendasi
Mengenal Moluskum Kontagiosum,...
Mengenal Moluskum Kontagiosum, Penyakit Kulit Akibat Pakai Baju Thrifting Tanpa Dicuci
Pecah Rekor Lagi, Harga...
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Antam Menjulang Nyaris Rp2 Juta per Gram
Barack Obama dan Michelle...
Barack Obama dan Michelle Gagal Capai Kesepakatan Cerai, Kekayaan Rp1,12 Triliun Jadi Rebutan
Berita Terkini
Jerman Tak Siap Hadapi...
Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III Melawan Rusia, Ini Sebabnya
40 menit yang lalu
White Paper Baru China...
White Paper Baru China Hindari Kata Tibet, Diganti dengan Xizang
1 jam yang lalu
Mahasiswa Indonesia...
Mahasiswa Indonesia Ditahan AS, Jadi Korban Kebijakan Imigrasi Trump
2 jam yang lalu
Jenderal AS Ini Sudah...
Jenderal AS Ini Sudah Tak Sabar Ingin Mengebom Iran, tapi...
2 jam yang lalu
Dulu Menentang, Sekarang...
Dulu Menentang, Sekarang Arab Saudi Dukung Kesepakatan Nuklir Iran-AS, Mengapa?
3 jam yang lalu
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
3 jam yang lalu
Infografis
Ratusan Mahasiswa Asing...
Ratusan Mahasiswa Asing Berbakat Terancam Kehilangan Masa Depan di AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved