Pakar: Raja Salman ke Indonesia, Kekhawatiran bagi Australia

Selasa, 14 Maret 2017 - 08:51 WIB
Pakar: Raja Salman ke Indonesia, Kekhawatiran bagi Australia
Pakar: Raja Salman ke Indonesia, Kekhawatiran bagi Australia
A A A
CANBERRA - Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud selama beberapa hari di Indonesia menjadi sorotan para pakar Asia. Mereka berpendapat, kunjungan Raja Salman di Indonesia menjadi kekhawatiran bagi Australia.

Para pakar menilai Saudi sedang sibuk mengekspor ideologi agama mereka. Profesor Brahma Chellany dari Centre for Policy Research di New Delhi memperkirakan bahwa sejak tahun 1970-an, Arab Saudi telah menghabiskan lebih dari USD200 miliar untuk “proyek jihad global, termasuk pendanaan madrasah Wahhabi (sekolah-sekolah Islam), masjid, ulama dan buku.”

Baca Juga: Fakta-fakta Raja Salman, Hafal Alquran hingga Tinggalkan Obama demi Salat

Allan Gyngell, mantan Office of National Assessments (ONA) Australia dan mantan Kepala Lowy Institute, menyebut Indonesia adalah salah satu target utama untuk proyek misionaris Saudi.

”Uang Wahhabi yang masuk ke Indonesia adalah salah satu hal yang telah mulai melemahkan akomodatif tradisional dan pandangan sinkretis Islam di Indonesia,” katanya.

”Bahkan, sudah menjadi tren jauh lebih berbahaya, saya pikir, dari beberapa hal yang telah menerima publisitas lebih, seperti beberapa kelompok ekstremis seperti al-Qaeda,” katanya lagi, seperti dikutip Sydney Morning Herald.

“Kelompok-kelompok ini sangat penting bagi mereka sendiri, tapi uang masuk ke madrasah telah meremehkan dasar Islam Indonesia, membantu untuk membentuk kembali pendekatan konvensional Islam di Indonesia,” lanjut Gyngell.

“Orang-orang muda tidak akan berubah jadi ekstremis, tetapi mereka akan lebih puritan, pandangan akomodatif Islam berkurang. Hal ini merusak pancasila, hal itu, sejak awal, Indonesia bersama-sama membuat manfaat yang dalam bagi Australia,” imbuh dia.

Baca Juga: "Amal" Saudi di Indonesia, Bangun 150 Masjid hingga Kampus Gratis

Namun, kekhawatiran para pakar itu belum sepenuhnya benar. Faktanya, Raja Salman sangat membanggakan keragaman dan toleransi yang berkembang di Indonesia.

Selama berkunjung di Indonesia, Raja Salman bahkan mengundang sejumlah tokoh lintas agama di Hotel Raffles. Mereka yang diundang antara lain, 9 tokoh Islam, 4 tokoh agama Kristen Protestan, 4 tokoh agama Katholik, 4 tokoh agama Buddha, 4 tokoh agama Hindu, dan 3 tokoh agama Konghucu.

Nama-nama tokoh tersebut di antaranya, Ketua Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) KWI Mgr Antonius Subianto, serta Ketua Komisi Kateketik KWI Mgr Paskalis Bruno Syukur.

Sedangkan tokoh-tokoh Islam yang diundang adalah Azyumardi Azra, Prof. Dr. Kammarudin Amin, Prof. Dr. Alwi Shihab, Zannuba Arriffah C. Rahman (Yenny Wahid), Abdul Mufti, Masyakuri Abdillah, Komaruddin Hidayat dan Yudie Latief.

Dalam pertemuan tertutup itu, Raja Salman sangat menghargai keragaman dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.

”Tadi Raja Salman sempat mengapresiasi keberagaman dan persatuan antara kelompok agama di Indonesia,” kata Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Jumat, 3 Maret lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3526 seconds (0.1#10.140)