Rusia: Negara-negara Barat Tidak Diterima di BRICS
loading...
A
A
A
JOHANNESBURG - Negara-negara Barat tidak memiliki peluang untuk bergabung dengan BRICS selama mereka menerapkan kebijakan yang bermusuhan terhadap anggotanya. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
Berbicara pada konferensi pers setelah KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Ryabkov mengingatkan bahwa salah satu syarat utama untuk masuk ke kelompok tersebut adalah tidak diterapkannya sanksi ilegal terhadap salah satu anggota asosiasi.
Dia mencatat bahwa keenam negara yang diundang untuk bergabung dengan BRICS pada pertemuan tersebut – Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab – sepenuhnya mematuhi persyaratan ini.
"Sementara itu, negara-negara Barat mengikuti arah yang berlawanan, jadi tidak ada keraguan untuk mengundang siapa pun dari kelompok ini tidak hanya untuk bergabung dengan BRICS, tetapi bahkan untuk berpartisipasi dalam acara-acaranya,” tegas Ryabkov seperti dilansir dari Russia Today, Sabtu (26/8/2023)
Ia pun bersumpah untuk tetap berpegang pada garis ini. Meski begitu, ia tidak akan sepenuhnya menutup pintu keanggotaan BRICS bagi negara-negara Barat.
"Jika ada negara yang mendukung rezim sanksi tersebut melanggar peraturan meskipun ada disiplin yang ketat di pihak Barat dan meninggalkan kebijakan ini, permohonan keanggotaannya dapat diproses," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia itu.
Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap anggota BRICS, Rusia, atas konflik Ukraina. Moskow telah berulang kali mengecam tindakan hukuman ini dan menyebutnya “ilegal.”
Selain itu, pada tahun 2021, Uni Eropa memberlakukan pembatasan terhadap China – yang juga merupakan anggota BRICS – dengan memberikan sanksi kepada beberapa pejabat atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang selalu dibantah oleh Beijing.
Berbicara pada konferensi pers setelah KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Ryabkov mengingatkan bahwa salah satu syarat utama untuk masuk ke kelompok tersebut adalah tidak diterapkannya sanksi ilegal terhadap salah satu anggota asosiasi.
Dia mencatat bahwa keenam negara yang diundang untuk bergabung dengan BRICS pada pertemuan tersebut – Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab – sepenuhnya mematuhi persyaratan ini.
"Sementara itu, negara-negara Barat mengikuti arah yang berlawanan, jadi tidak ada keraguan untuk mengundang siapa pun dari kelompok ini tidak hanya untuk bergabung dengan BRICS, tetapi bahkan untuk berpartisipasi dalam acara-acaranya,” tegas Ryabkov seperti dilansir dari Russia Today, Sabtu (26/8/2023)
Ia pun bersumpah untuk tetap berpegang pada garis ini. Meski begitu, ia tidak akan sepenuhnya menutup pintu keanggotaan BRICS bagi negara-negara Barat.
"Jika ada negara yang mendukung rezim sanksi tersebut melanggar peraturan meskipun ada disiplin yang ketat di pihak Barat dan meninggalkan kebijakan ini, permohonan keanggotaannya dapat diproses," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia itu.
Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap anggota BRICS, Rusia, atas konflik Ukraina. Moskow telah berulang kali mengecam tindakan hukuman ini dan menyebutnya “ilegal.”
Selain itu, pada tahun 2021, Uni Eropa memberlakukan pembatasan terhadap China – yang juga merupakan anggota BRICS – dengan memberikan sanksi kepada beberapa pejabat atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang selalu dibantah oleh Beijing.