Setahun Lalu, AS Lakukan Pertemuan Rahasia Israel, Mesir dan Yordania

Senin, 20 Februari 2017 - 05:53 WIB
Setahun Lalu, AS Lakukan Pertemuan Rahasia Israel, Mesir dan Yordania
Setahun Lalu, AS Lakukan Pertemuan Rahasia Israel, Mesir dan Yordania
A A A
TEL AVIV - Surat kabar Israel, Haaretz melaporkan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) mengadakan pertemuan rahasia dengan para pemimpin Mesir, Israel, dan Yordania dengan tujuan melanjutkan proses perdamaian Timur Tengah. Pertemuan yang dilakukan pada tahun lalu itu berakhir tanpa kemajuan. Haaretz mengutip keterangan dari anggota tim mantan Presiden AS Barack Obama.

Para pemimpin dilaporkan bertemu di kota Yordania, Aqaba. Mereka membahas usulan mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry untuk melanjutkan perundingan perdamaian Israel-Palestina yang didukung oleh negara-negara Arab.

Lebih jauh Haaretz melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak setuju pada usulan Kerry dan menambahkan akan sulit mendapat persetujuan dari perlamen. Sedangkan pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, diberitahu tentang pertemuan itu tetapi tidak berpartisipasi di dalamnya seperti dikutip dari Sputniknews, Senin (20/2/2017).

Proposal perdamaian yang diajukan tidak berbeda dengan yang diumumkan oleh Kerry pada bulan Desember 2016. Proposal perdamaian itu menyangkut pemulihan perbatasan tahun 1967, prinsip dua negara untuk dua warga, pengakuan masalah pengungsi Palestina.

Selian itu, proposal itu juga mengakui Yerusalem sebagai ibukota kedua negara, mengakhiri pendudukan Israel dari wilayah Palestina dan mengakhiri konflik antara Israel dan negara-negara Arab tetangga.

Upaya untuk menyelesaikan konflik atas wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel atas dasar internasional telah dilakukan sejak tahun 2002. Sebagai hasil dari Konferensi Paris untuk perdamaian di Timur Tengah yang diselenggarakan pada tanggal 15 Januari, 2017, Inisiatif Perdamaian Arab 2002 terpilih sebagai dasar untuk resolusi konflik. Hal ini menyiratkan terciptanya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai batas-batas negara tahun 1967.

Hubungan antara Israel dan Palestina telah hancur selama beberapa dekade. Palestina mencari pengakuan diplomatik bagi negara independen mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian diduduki oleh Israel, dan Jalur Gaza.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4457 seconds (0.1#10.140)