3 Alasan NATO Tidak Ingin Ada Perdamaian dalam Perang Rusia-Ukraina
loading...
A
A
A
Bulan lalu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Moskow harus menggunakan senjata nuklir jika serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia berhasil.
Barat menyediakan senjata ke Ukraina saat mencoba merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi Rusia secara sepihak sejak menginvasi tetangganya pada Februari 2022.
Lavrov mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutu NATO berisiko berakhir dalam "situasi konfrontasi bersenjata langsung dari kekuatan nuklir".
"Kami percaya perkembangan seperti itu harus dicegah. Itulah mengapa kami harus mengingatkan tentang adanya risiko militer dan politik yang tinggi dan mengirimkan sinyal serius kepada lawan kami," kata Lavrov.
Presiden AS Joe Biden menyebut ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir taktis "nyata" sementara kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan minggu ini bahwa aliansi militer belum mendeteksi adanya perubahan pada pasukan nuklir Rusia.
Barat menyediakan senjata ke Ukraina saat mencoba merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi Rusia secara sepihak sejak menginvasi tetangganya pada Februari 2022.
Lavrov mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutu NATO berisiko berakhir dalam "situasi konfrontasi bersenjata langsung dari kekuatan nuklir".
"Kami percaya perkembangan seperti itu harus dicegah. Itulah mengapa kami harus mengingatkan tentang adanya risiko militer dan politik yang tinggi dan mengirimkan sinyal serius kepada lawan kami," kata Lavrov.
Presiden AS Joe Biden menyebut ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir taktis "nyata" sementara kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan minggu ini bahwa aliansi militer belum mendeteksi adanya perubahan pada pasukan nuklir Rusia.
(ahm)