KJRI Vancouver: Tidak Ada WNI Jadi Korban Kebakaran Hutan di Kanada

Sabtu, 19 Agustus 2023 - 15:24 WIB
loading...
KJRI Vancouver: Tidak Ada WNI Jadi Korban Kebakaran Hutan di Kanada
Kebakaran hutan di Vancouver, Kanada, menyebabkan ribuan orang dievakuasi. Foto/Reuters
A A A
VANCOUVER - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Vancouver di Kanada menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kebakaran hutan di negara tersebut. KJRI Vancouver terus memantau bencana kebakaran hutan yang melanda beberapa wilayah di Kanada, termasuk Yellowknife dan Kelowna.

Otoritas Kanada telah menetapkan status darurat.

Berdasarkan data KJRI Vancouver, saat ini terdapat 28 WNI yang menetap di Kelowna, mayoritas adalah mahasiswa. Sedangkan di Yellowknife tercatat tidak ada WNI yang tinggal di wilayah tersebut.

Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban kebakaran. Namun untuk mengantisipasi memburuknya situasi, KJRI Vancouver bersama Kelompok Mahasiswa Indonesia dan Kelompok Masyarakat Indonesia di Kelowna telah mengatur proses evakuasi. "Tujuan evakuasi antara lain Wisma Indonesia di Vancouver, Evacuation Centre Kota Kelowna, dan beberapa kota di sekitar Kelowna," demikian keterangan KJRI Vancouver.

Sebelumnya, KBRI Ottawa, KJRI Vancouver dan KJRI Toronto telah mengeluarkan imbauan kepada para WNI utk tingkatkan kewaspadaan, mempersiapkan perlengkapan pelindung pernafasan dan mengikuti imbauan dan arahan otoritas setempat. Segera hubungi hotline Perwakilan RI terdekat jika memerlukan bantuan.

Sementara itu, wilayah British Columbia di Kanada mengumumkan keadaan darurat ketika petugas pemadam kebakaran memerangi kebakaran hutan yang mengamuk di perbukitan dan pegunungan di atas kota Kelowna.

Kelowna, sebuah kota berpenduduk 36.000 orang, terletak sekitar 300 kilometer di timur Vancouver. Evakuasi juga dilakukan di sebelah utara Kelowna, sebuah kota dengan populasi sekitar 150.000 juga di Danau Okanagan.

Api dan asap terlihat dari Kelowna Barat, dan asap memenuhi lembah yang mengelilingi danau. Sebelumnya wilayah udara di kawasan itu telah ditutup untuk membuka jalan bagi pengebom air.

"Kami menghadapi musim kebakaran terburuk dalam sejarah provinsi kami," kata Perdana Menteri Columbia David Eby. "Situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini memuncak malam ini. Hanya dalam 24 jam terakhir, situasinya telah berkembang dan memburuk dengan sangat cepat."

Provinsi tersebut telah berubah dari sekitar 4.500 orang yang berada di bawah perintah evakuasi menjadi sekitar 15.000 orang dalam 24 jam terakhir. Tambahan 20.000 orang berada di bawah peringatan evakuasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)