Inilah Drone 'Bayi Laut', Senjata Ukraina yang Repotkan Armada Laut Hitam Rusia
loading...
A
A
A
KYIV - Ukraina akhirnya mengungkap senjata yang selama ini merepotkan Armada Laut Hitam Rusia dengan rentetan serangannya. Senjata itu adalah drone waterborne (USV) "Sea Baby" atau "Bayi Laut".
Drone laut ini pula yang digunakan pasukan Kyiv untuk menyerang Jembatan Kerch atau Jembatan Crimea pada Juli. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) kepada CNN menunjukkan video yang menunjukkan drone laut "Sea Baby" menyerang Jembatan Kerch.
Kapal perang Olengorskiy Gornyak dari Armada Laut Hitam Rusia dan kapal tanker SIG Moskow di Laut Hitam telah menjadi target serangan drone laut Kyiv tersebut.
Jembatan Crimea, yang merupakan jembatan terpanjang di Eropa, telah menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Crimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada 2014. Namun Moskow menolak narasi aneksasi,menegaskan bahwa Crimea memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum.
Kyiv telah bersumpah untuk merebut kembali Crimea, wilayah yang juga menawarkan rute pasokan bagi pasukan Rusia di daratan selatan Ukraina yang diduduki melalui jembatan Chonhar ke Kherson.
Pada Oktober 2022, Jembatan Kerch rusak dalam ledakan yang dituduhkan Moskow pada Ukraina, meskipun Kyiv tidak pernah secara resmi mengeklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.
Vasyl Maliuk, kepala SBU Ukraina, mengatakan kepada CNN; "Drone permukaan laut adala penemuan unik dari Dinas Keamanan Ukraina daripada usaha swasta," dan mengakui peran Ukraina dalam serangan Oktober dan Juli.
"Kami sedang mengerjakan sejumlah operasi baru yang menarik, termasuk di perairan Laut Hitam," kata Maliuk. "Saya berjanji, ini akan menyenangkan, terutama untuk musuh kita."
Maliuk mengatakan drone "Sea Baby" ini telah digunakan untuk melakukan "serangan sukses" di Jembatan Kerch, kapal perang Rusia, Olenegorskiy Gornyak, dan kapal tanker SIG Moskow di Laut Hitam.
Drone Angkatan Laut Ukraina, baik di permukaan maupun di bawah air, secara luas terdiri dari seperangkat komponen standar, tetapi setiap kendaraan tak berawak kemungkinan akan sedikit berbeda dari yang sebelumnya, menurut ahli drone yang berbasis di Inggris, Steve Wright.
"Anda dapat menyesuaikan kendaraan dengan misi," kata Wright kepada Newsweek, Rabu (16/8/2023).
Tapi USV jenis ini biasanya memiliki turret dengan kamera di bagian depan dan radar maritim konvensional yang terpasang di bagian atas, seperti yang terlihat pada rekaman
SBU.
Menurutnya, Ukraina kemungkinan akan selektif dalam menggunakan radar tersebut karena salah satu keunggulan utama drone adalah betapa sulitnya mereka untuk dideteksi.
Merilis rekaman ini, imbuh Wright, juga merupakan risiko yang diperhitungkan terhadap keamanan operasional di pihak Ukraina, tetapi satu hal yang sebanding dengan manfaat
menjaga perhatian Barat—dan minat—pada angkatan bersenjata Ukraina.
Lihat Juga: 3 Negara yang Kelabakan dengan Keruntuhan Rezim Assad di Suriah, Nomor 2 Pemilik Senjata Nuklir
Drone laut ini pula yang digunakan pasukan Kyiv untuk menyerang Jembatan Kerch atau Jembatan Crimea pada Juli. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) kepada CNN menunjukkan video yang menunjukkan drone laut "Sea Baby" menyerang Jembatan Kerch.
Kapal perang Olengorskiy Gornyak dari Armada Laut Hitam Rusia dan kapal tanker SIG Moskow di Laut Hitam telah menjadi target serangan drone laut Kyiv tersebut.
Jembatan Crimea, yang merupakan jembatan terpanjang di Eropa, telah menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Crimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada 2014. Namun Moskow menolak narasi aneksasi,menegaskan bahwa Crimea memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum.
Kyiv telah bersumpah untuk merebut kembali Crimea, wilayah yang juga menawarkan rute pasokan bagi pasukan Rusia di daratan selatan Ukraina yang diduduki melalui jembatan Chonhar ke Kherson.
Pada Oktober 2022, Jembatan Kerch rusak dalam ledakan yang dituduhkan Moskow pada Ukraina, meskipun Kyiv tidak pernah secara resmi mengeklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.
Vasyl Maliuk, kepala SBU Ukraina, mengatakan kepada CNN; "Drone permukaan laut adala penemuan unik dari Dinas Keamanan Ukraina daripada usaha swasta," dan mengakui peran Ukraina dalam serangan Oktober dan Juli.
"Kami sedang mengerjakan sejumlah operasi baru yang menarik, termasuk di perairan Laut Hitam," kata Maliuk. "Saya berjanji, ini akan menyenangkan, terutama untuk musuh kita."
Maliuk mengatakan drone "Sea Baby" ini telah digunakan untuk melakukan "serangan sukses" di Jembatan Kerch, kapal perang Rusia, Olenegorskiy Gornyak, dan kapal tanker SIG Moskow di Laut Hitam.
Drone Angkatan Laut Ukraina, baik di permukaan maupun di bawah air, secara luas terdiri dari seperangkat komponen standar, tetapi setiap kendaraan tak berawak kemungkinan akan sedikit berbeda dari yang sebelumnya, menurut ahli drone yang berbasis di Inggris, Steve Wright.
"Anda dapat menyesuaikan kendaraan dengan misi," kata Wright kepada Newsweek, Rabu (16/8/2023).
Tapi USV jenis ini biasanya memiliki turret dengan kamera di bagian depan dan radar maritim konvensional yang terpasang di bagian atas, seperti yang terlihat pada rekaman
SBU.
Menurutnya, Ukraina kemungkinan akan selektif dalam menggunakan radar tersebut karena salah satu keunggulan utama drone adalah betapa sulitnya mereka untuk dideteksi.
Merilis rekaman ini, imbuh Wright, juga merupakan risiko yang diperhitungkan terhadap keamanan operasional di pihak Ukraina, tetapi satu hal yang sebanding dengan manfaat
menjaga perhatian Barat—dan minat—pada angkatan bersenjata Ukraina.
Lihat Juga: 3 Negara yang Kelabakan dengan Keruntuhan Rezim Assad di Suriah, Nomor 2 Pemilik Senjata Nuklir
(mas)