Iran Tembakkan Rudal Balistik dari Bawah Tanah, Diklaim Pertama di Dunia
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran menembakkan rudal balistik dari bawah tanah untuk pertama kalinya pada hari Rabu. Senjata itu ditembakkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) selama hari terakhir latihan militer di dekat perairan Teluk yang sensitif.
Sebuah video yang di-posting online oleh kantor berita yang terkait dengan stasiun televisi pemerintah Iran menunjukkan awan debu membumbung dari dalam tanah sebelum rudal melesat ke langit.
IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa manuver rudal dari bawah tanah ini merupakan yang pertama kali di dunia.
"Peluncuran rudal balistik yang sukses dari kedalaman Bumi dengan cara yang sepenuhnya disamarkan sebagai prestasi penting yang dapat menimbulkan tantangan serius bagi organisasi intelijen musuh," kata IRGC Iran dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (30/7/2020). (Baca: Tegang, 3 Rudal Iran Mendarat di Dekat 2 Pangkalan AS di Teluk )
IRGC mengatakan bahwa mereka juga meluncurkan bom dari jet tempur Sukhoi Su-22 untuk menargetkan posisi yang telah ditentukan di Pulau Bani Farur di perairan teritorial Iran.
"Peluncuran ini dilakukan tanpa platform dan peralatan biasa," kata kepala dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh di stasiun televisi pemerintah.
"Rudal yang terkubur tiba-tiba merobek tanah dan mengenai sasarannya dengan tepat," ujarnya, "Ini terjadi untuk pertama kalinya di dunia."
Peluncuran misil bawah tanah ini terjadi sehari setelah IRGC meledakkan replika kapal induk Amerika Serikat (AS) dengan rudal di dekat Selat Hormuz, sebuah jalur pelayaran vital untuk seperlima dari produksi minyak dunia.
Latihan militer terjadi pada saat ketegangan antara Teheran dan Washington memanas.
Militer AS mengatakan manuver itu menyebabkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar dan Al Dhafra di Uni Emirat Arab—yang keduanya digunakan pasukan AS—siaga tinggi. Militer Amerika mengatakan peluncuran rudal Teheran tidak bertanggung jawab.
Ada konfrontasi berkala di Teluk dalam beberapa tahun terakhir antara IRGC dan militer AS. Militer Washington menuduh Angkatan Laut Iran mengirim kapal-kapal serangan cepat untuk mengganggu kapal perang Amerika ketika mereka melewati Selat Hormuz.
Dua negara yang jadi musuh bebuyutan itu hampir dua kali berperang langsung sejak Juni 2019, ketika Iran menembak jatuh pesawat tak berawak AS di Teluk.
Permusuhan mereka semakin dalam setelah jenderal paling terkenal Iran , Qassem Soleimani, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad pada Januari lalu.
Teheran, yang menentang kehadiran AS dan Angkatan Laut Barat lainnya di Teluk, mengadakan latihan perang Angkatan Laut tahunan secara bertahap di jalur perairan strategis, saluran bagi sekitar 30 persen dari semua minyak mentah dan produk minyak lainnya yang diperdagangkan melalui laut.
Sebuah video yang di-posting online oleh kantor berita yang terkait dengan stasiun televisi pemerintah Iran menunjukkan awan debu membumbung dari dalam tanah sebelum rudal melesat ke langit.
IRGC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa manuver rudal dari bawah tanah ini merupakan yang pertama kali di dunia.
"Peluncuran rudal balistik yang sukses dari kedalaman Bumi dengan cara yang sepenuhnya disamarkan sebagai prestasi penting yang dapat menimbulkan tantangan serius bagi organisasi intelijen musuh," kata IRGC Iran dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (30/7/2020). (Baca: Tegang, 3 Rudal Iran Mendarat di Dekat 2 Pangkalan AS di Teluk )
IRGC mengatakan bahwa mereka juga meluncurkan bom dari jet tempur Sukhoi Su-22 untuk menargetkan posisi yang telah ditentukan di Pulau Bani Farur di perairan teritorial Iran.
"Peluncuran ini dilakukan tanpa platform dan peralatan biasa," kata kepala dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh di stasiun televisi pemerintah.
"Rudal yang terkubur tiba-tiba merobek tanah dan mengenai sasarannya dengan tepat," ujarnya, "Ini terjadi untuk pertama kalinya di dunia."
Peluncuran misil bawah tanah ini terjadi sehari setelah IRGC meledakkan replika kapal induk Amerika Serikat (AS) dengan rudal di dekat Selat Hormuz, sebuah jalur pelayaran vital untuk seperlima dari produksi minyak dunia.
Latihan militer terjadi pada saat ketegangan antara Teheran dan Washington memanas.
Militer AS mengatakan manuver itu menyebabkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar dan Al Dhafra di Uni Emirat Arab—yang keduanya digunakan pasukan AS—siaga tinggi. Militer Amerika mengatakan peluncuran rudal Teheran tidak bertanggung jawab.
Ada konfrontasi berkala di Teluk dalam beberapa tahun terakhir antara IRGC dan militer AS. Militer Washington menuduh Angkatan Laut Iran mengirim kapal-kapal serangan cepat untuk mengganggu kapal perang Amerika ketika mereka melewati Selat Hormuz.
Dua negara yang jadi musuh bebuyutan itu hampir dua kali berperang langsung sejak Juni 2019, ketika Iran menembak jatuh pesawat tak berawak AS di Teluk.
Permusuhan mereka semakin dalam setelah jenderal paling terkenal Iran , Qassem Soleimani, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad pada Januari lalu.
Teheran, yang menentang kehadiran AS dan Angkatan Laut Barat lainnya di Teluk, mengadakan latihan perang Angkatan Laut tahunan secara bertahap di jalur perairan strategis, saluran bagi sekitar 30 persen dari semua minyak mentah dan produk minyak lainnya yang diperdagangkan melalui laut.
(min)