Dikudeta Militer, Nasib Presiden Niger Jadi Atensi Dunia Internasional
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Nasib Presiden Niger yang dikudeta militer, Mohamed Bazoum, menjadi perhatian dunia internassional. Sejumlah organisasi pun menyuarakan keprihatinannya.
Uni Eropa dan Uni Afrika bergabung dengan sejunlah organisasi lain dalam membunyikan peringatan terkait nasib Bazoum pada hari Jumat.
"Bazoum dan keluarganya, menurut informasi terbaru, tidak diberi makan, listrik, dan perawatan medis selama beberapa hari," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, seperti dikutip dari New Arab, Sabtu (12/8/2023).
Kepala HAM PBB Volker Turk mengatakan kondisi penahanan terhadap Bazoum bisa menjadi perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat, yang melanggar hukum hak asasi manusia internasional.
Sedangkan Uni Afrika mengatakan perlakuan seperti itu terhadap presiden yang terpilih secara demokratis tidak dapat diterima.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memperingatkan bahwa komplotan kudeta harus menghadapi konsekuensi keras jika terjadi sesuatu pada Bazoum atau keluarganya.
Sementara diplomat tinggi Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan dia "kecewa" dengan penolakan militer untuk membebaskan keluarga Bazoum sebagai demonstrasi niat baik.
Sebuah sumber yang dekat dengan Bazoum berkata: "Dia baik-baik saja, tapi kondisinya sangat sulit".
"Para pemimpin kudeta mengancam akan menyerangnya jika terjadi intervensi militer," tambah sumber itu.
Uni Eropa dan Uni Afrika bergabung dengan sejunlah organisasi lain dalam membunyikan peringatan terkait nasib Bazoum pada hari Jumat.
"Bazoum dan keluarganya, menurut informasi terbaru, tidak diberi makan, listrik, dan perawatan medis selama beberapa hari," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, seperti dikutip dari New Arab, Sabtu (12/8/2023).
Kepala HAM PBB Volker Turk mengatakan kondisi penahanan terhadap Bazoum bisa menjadi perlakuan yang tidak manusiawi dan merendahkan martabat, yang melanggar hukum hak asasi manusia internasional.
Sedangkan Uni Afrika mengatakan perlakuan seperti itu terhadap presiden yang terpilih secara demokratis tidak dapat diterima.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock memperingatkan bahwa komplotan kudeta harus menghadapi konsekuensi keras jika terjadi sesuatu pada Bazoum atau keluarganya.
Sementara diplomat tinggi Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan dia "kecewa" dengan penolakan militer untuk membebaskan keluarga Bazoum sebagai demonstrasi niat baik.
Sebuah sumber yang dekat dengan Bazoum berkata: "Dia baik-baik saja, tapi kondisinya sangat sulit".
"Para pemimpin kudeta mengancam akan menyerangnya jika terjadi intervensi militer," tambah sumber itu.