Putin: Barat Gunakan Dolar sebagai Senjata

Kamis, 27 Juli 2023 - 05:25 WIB
loading...
Putin: Barat Gunakan Dolar sebagai Senjata
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Barat menggunakan dolar sebagai senjata. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Menyiapkan lembaga keuangan alternatif adalah upaya yang sulit tetapi perlu pada saat Washington menjadikan dolar Amerika Serikat (AS) sebagai senjata. Hal itu dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan dengan kepala Bank Pembangunan Baru Dilma Rousseff.

Mantan presiden Brasil, yang mengambil alih BRICS Development Bank pada Maret lalu, berada di St. Petersburg untuk bertemu dengan Putin menjelang KTT Rusia-Afrika minggu ini.

“Saya yakin, dengan menggunakan pengalaman Anda yang kaya dalam pemerintahan dan pengetahuan di bidang ini, Anda akan melakukan segalanya untuk mengembangkan institusi ini, yang menurut saya sangat penting hari ini,” kata Putin kepada Rousseff.



“Dalam kondisi saat ini, ini bukan pekerjaan mudah mengingat apa yang terjadi di dunia keuangan dan penggunaan dolar sebagai alat perjuangan politik,” tambahnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/7/2023).

Putin menggarisbawahi bahwa blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan tidak ditujukan kepada siapa pun, tetapi bekerja sama untuk kepentingan bersama, termasuk di bidang keuangan. Dia menunjukkan bahwa anggota BRICS sudah semakin banyak menyelesaikan rekening dalam mata uang nasional.

Rousseff setuju bahwa pendekatan ini harus diterapkan oleh negara-negara berkembang pada umumnya. Ia juga mengatakan bahwa tantangan terbesar negara berkembang adalah kemampuan menggalang dana untuk proyek-proyek kepentingan nasional, mulai dari pelayanan sosial hingga isu lingkungan. Masalah ini, menurutnya, terabaikan karena semua orang fokus pada masalah utang.

AS menyumbang sekitar 20% dari hasil ekonomi global, tetapi lebih dari 50% cadangan mata uang dunia disimpan dalam dolar. Persentase itu sebenarnya menyusut selama setahun terakhir, karena sanksi keuangan terhadap Rusia atas konflik Ukraina – termasuk pembekuan cadangan negara dan pemblokiran akses SWIFT – menimbulkan kekhawatiran di negara lain bahwa tindakan tersebut mungkin menargetkan mereka di masa depan.



Oktober lalu, Putin berpendapat bahwa AS telah mendiskreditkan lembaga cadangan keuangan internasional dengan mempersenjatai dolar, pertama dengan emisi moneter dan kemudian dengan "mencuri" dana Rusia. Sejak saat itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen setuju bahwa sanksi dapat mendorong beberapa negara meninggalkan dolar.

"Era sejarah panjang dominasi dolar Amerika akan segera berakhir," kata Andrey Kostin, kepala bank VTB Rusia, dalam sebuah wawancara bulan lalu.

Sementara sebagian besar ekonom Barat tidak melihat mata uang lain yang mampu menggantikan greenback, Putin mengisyaratkan pada bulan Juni bahwa BRICS sedang mengerjakan mata uang cadangannya sendiri, mungkin berdasarkan keranjang komoditas.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)