Musuh-musuh Israel Dilaporkan Memanfaatkan Krisis Rezim Zionis
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Krisis yang melanda Israel telah menjadi titik fokus bagi musuh-musuhnya di seluruh Timur Tengah. Kini musuh-musuh Israel mengadakan pertemuan tingkat atas untuk menimbang kekacauan dan bagaimana mereka dapat memanfaatkannya.
Perkembangan itu diungkap sumber yang akrab dengan diskusi tersebut, menurut laporan kantor berita Reuters.
Musuh Israel, termasuk Hizbullah yang didukung Iran, Lebanon, telah berkokok saat melihat Israel yang terkoyak oleh krisis yang dipicu langkah pemerintah merombak peradilan.
Krisis itu memicu ancaman oleh pasukan cadangan Israel untuk berhenti bertugas di dinas militer.
Terlepas dari propaganda yang disiarkan kelompok-kelompok yang ingin melihat kematian Israel, faksi-faksi ini juga memberikan perhatian khusus pada krisis tersebut dalam pertemuan tertutup.
Mereka menganggap ini sebagai titik balik potensial bagi Israel. “Masalah ini dibahas pada pertemuan tiga jam pekan lalu yang melibatkan seorang komandan senior dari Pasukan Quds Iran, cabang Garda Revolusi yang menyalurkan dukungan militer kepada sekutu Teheran,” ungkap dua pejabat keamanan Iran dan pejabat dari kelompok Palestina, Hamas, menurut seorang diplomat Iran.
Setelah menyimpulkan bahwa krisis telah melemahkan Israel, mereka sepakat harus menahan diri dari "campur tangan langsung" apa pun.
Mereka percaya bahwa hal ini dapat memberi Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, kesempatan untuk mengalihkan kesalahan kepada musuh asing.
Sumber Hamas menolak mengomentari kabar tersebut lebih rinci. Hamas mengatakan ada diskusi yang sedang berlangsung antara Hamas, Iran dan Pasukan Quds "atas seluruh situasi dan untuk membahas cara-cara meningkatkan pekerjaan perlawanan."
Perkembangan itu diungkap sumber yang akrab dengan diskusi tersebut, menurut laporan kantor berita Reuters.
Musuh Israel, termasuk Hizbullah yang didukung Iran, Lebanon, telah berkokok saat melihat Israel yang terkoyak oleh krisis yang dipicu langkah pemerintah merombak peradilan.
Krisis itu memicu ancaman oleh pasukan cadangan Israel untuk berhenti bertugas di dinas militer.
Terlepas dari propaganda yang disiarkan kelompok-kelompok yang ingin melihat kematian Israel, faksi-faksi ini juga memberikan perhatian khusus pada krisis tersebut dalam pertemuan tertutup.
Mereka menganggap ini sebagai titik balik potensial bagi Israel. “Masalah ini dibahas pada pertemuan tiga jam pekan lalu yang melibatkan seorang komandan senior dari Pasukan Quds Iran, cabang Garda Revolusi yang menyalurkan dukungan militer kepada sekutu Teheran,” ungkap dua pejabat keamanan Iran dan pejabat dari kelompok Palestina, Hamas, menurut seorang diplomat Iran.
Setelah menyimpulkan bahwa krisis telah melemahkan Israel, mereka sepakat harus menahan diri dari "campur tangan langsung" apa pun.
Mereka percaya bahwa hal ini dapat memberi Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, kesempatan untuk mengalihkan kesalahan kepada musuh asing.
Sumber Hamas menolak mengomentari kabar tersebut lebih rinci. Hamas mengatakan ada diskusi yang sedang berlangsung antara Hamas, Iran dan Pasukan Quds "atas seluruh situasi dan untuk membahas cara-cara meningkatkan pekerjaan perlawanan."