Tak Takut Digertak Jet Tempur Siluman F-35 AS, Iran Unjuk Kekuatan
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran pada hari Minggu memulai latihan tempur Angkatan Udara sebagaiunjuk kekuatan ketika Amerika Serikat (AS) sedang mengirim lebih banyak pesawat militer ke Teluk Persia, termasuk F-16 dan jet tempur siluman F-35.
Militer Amerika sebelumnya blakblakan bahwa pengerahan jet-jet tempurnya sebagai pesan untuk Teheran, yakni untuk mencegah Iran merebut kapal-kapal tanker minyak di wilayah Teluk Persia. Selain jet tempur, Washington juga mengirim kapal perang.
Kantor berita IRNA pada Senin (24/7/2023) melaporkan 11 pangkalan Angkatan Udara Iran berpartisipasi dalam latihan tempur tersebut, yang dijuluki Fadaeian Velyat-11 atau Pemuja Pemimpin Tertinggi-11.
Disebutkan pula bahwa sebuah pangkalan udara di pelabuhan selatan Bandar Abbas di mulut Selat Hormuz yang strategis aktif dalam latihan itu.
Selat Hormuz adalah mulut sempit Teluk Persia yang dilalui 20% dari lalu lintas minyak mentah dunia.
Laporan IRNA mengatakan lebih dari 90 pesawat tempur, pesawat pengebom dan drone akan berpartisipasi dalam latihan tersebut.
Kepala Angkatan Udara Jenderal Hamid Vahedi mengatakan pesan latihan tempur ini adalah salah satu persahabatan, perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
“Keamanan berkelanjutan, meningkatkan dan membina hubungan regional, hidup berdampingan secara damai dan mempertahankan perbatasan udara menjadi agenda,” katanya.
Dari waktu ke waktu Iran mengadakan latihan semacam itu dan mengatakan manuver dirancang untuk menilai kesiapan tempur pasukan serta menunjukkan kemampuan militer negara tersebut.
AS pekan lalu mengatakan sedang mengirim jet tempur tambahan ke Selat Hormuz dan Teluk Oman untuk meningkatkan keamanan setelah upaya Iran merebut kapal komersial di sana.
Pentagon mengatakan kapal perusak USS Thomas Hudner dan sejumlah jet tempur F-35 sedang menuju ke wilayah tersebut. USS Thomas Hudner telah berada di Laut Merah.
Langkah AS dilakukan setelah Iran pada awal Juli mencoba merebut dua kapal tanker minyak; TRF Moss yang berbendera Kepulauan Marshall dan Richmond Voyager yang berbendera Bahama, di dekat selat minggu lalu, melepaskan tembakan ke salah satu dari mereka.
Angkatan Laut AS mengatakan dalam kedua kejadian itu kapal-kapal Angkatan Laut Iran mundur ketika kapal perusak berpeluru kendali; USS McFaul, tiba di tempat kejadian.
Angkatan Laut AS mengatakan Iran telah menyita setidaknya lima kapal komersial dalam dua tahun terakhir dan telah melecehkan lebih dari selusin lainnya. Banyak konfrontasi terjadi di dalam dan sekitar Selat Hormuz.
Barat menuduh Iran menggunakan kapal komersial yang disita sebagai alat tawar-menawar.
Iran membantah tuduhan itu dengan mengatakan pihaknya menyita kapal-kapal itu setelah bertabrakan dengan kapal-kapal lokal dan mencemari jalur air.
Ketegangan terus meningkat sejak pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia dan memulihkan sanksi yang melumpuhkan.
Iran telah menanggapi dengan meningkatkan aktivitas program nuklirnya—yang diklaim murni untuk tujuan damai—dan juga menyediakan drone ke Rusia untuk perangnya melawan Ukraina.
Militer Amerika sebelumnya blakblakan bahwa pengerahan jet-jet tempurnya sebagai pesan untuk Teheran, yakni untuk mencegah Iran merebut kapal-kapal tanker minyak di wilayah Teluk Persia. Selain jet tempur, Washington juga mengirim kapal perang.
Kantor berita IRNA pada Senin (24/7/2023) melaporkan 11 pangkalan Angkatan Udara Iran berpartisipasi dalam latihan tempur tersebut, yang dijuluki Fadaeian Velyat-11 atau Pemuja Pemimpin Tertinggi-11.
Disebutkan pula bahwa sebuah pangkalan udara di pelabuhan selatan Bandar Abbas di mulut Selat Hormuz yang strategis aktif dalam latihan itu.
Selat Hormuz adalah mulut sempit Teluk Persia yang dilalui 20% dari lalu lintas minyak mentah dunia.
Laporan IRNA mengatakan lebih dari 90 pesawat tempur, pesawat pengebom dan drone akan berpartisipasi dalam latihan tersebut.
Kepala Angkatan Udara Jenderal Hamid Vahedi mengatakan pesan latihan tempur ini adalah salah satu persahabatan, perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
“Keamanan berkelanjutan, meningkatkan dan membina hubungan regional, hidup berdampingan secara damai dan mempertahankan perbatasan udara menjadi agenda,” katanya.
Dari waktu ke waktu Iran mengadakan latihan semacam itu dan mengatakan manuver dirancang untuk menilai kesiapan tempur pasukan serta menunjukkan kemampuan militer negara tersebut.
AS pekan lalu mengatakan sedang mengirim jet tempur tambahan ke Selat Hormuz dan Teluk Oman untuk meningkatkan keamanan setelah upaya Iran merebut kapal komersial di sana.
Pentagon mengatakan kapal perusak USS Thomas Hudner dan sejumlah jet tempur F-35 sedang menuju ke wilayah tersebut. USS Thomas Hudner telah berada di Laut Merah.
Langkah AS dilakukan setelah Iran pada awal Juli mencoba merebut dua kapal tanker minyak; TRF Moss yang berbendera Kepulauan Marshall dan Richmond Voyager yang berbendera Bahama, di dekat selat minggu lalu, melepaskan tembakan ke salah satu dari mereka.
Angkatan Laut AS mengatakan dalam kedua kejadian itu kapal-kapal Angkatan Laut Iran mundur ketika kapal perusak berpeluru kendali; USS McFaul, tiba di tempat kejadian.
Angkatan Laut AS mengatakan Iran telah menyita setidaknya lima kapal komersial dalam dua tahun terakhir dan telah melecehkan lebih dari selusin lainnya. Banyak konfrontasi terjadi di dalam dan sekitar Selat Hormuz.
Barat menuduh Iran menggunakan kapal komersial yang disita sebagai alat tawar-menawar.
Iran membantah tuduhan itu dengan mengatakan pihaknya menyita kapal-kapal itu setelah bertabrakan dengan kapal-kapal lokal dan mencemari jalur air.
Ketegangan terus meningkat sejak pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia dan memulihkan sanksi yang melumpuhkan.
Iran telah menanggapi dengan meningkatkan aktivitas program nuklirnya—yang diklaim murni untuk tujuan damai—dan juga menyediakan drone ke Rusia untuk perangnya melawan Ukraina.
(mas)