Media Pro-Iran Rayakan Krisis di Israel yang Terancam Perang Saudara

Selasa, 25 Juli 2023 - 02:12 WIB
loading...
Media Pro-Iran Rayakan...
Massa demonstran duduk di jalan dalam aksi menentang reformasi peradilan oleh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Senin (24/7/2023). Foto/REUTERS/Ronen Zvulun
A A A
TEL AVIV - Media-media pro-Iran merayakan krisis yang melanda Israel dengan menyoroti protes yang membuat negara Yahudi itu terancam perang saudara.

Mereka selama berbulan-bulan berusaha menyoroti protes yang melanda Israel, menggambarkannya sebagai krisis eksistensial untuk rezim Zionis.

Iran, yang biasanya membanggakan ancaman terhadap Israel, selama ini tidak percaya bahwa ancaman sebenarnya bersifat internal. Namun, Teheran kini percaya Israel mungkin runtuh secara internal, dan oleh karena itu yang harus dilakukan Iran hanyalah duduk dan menunggu.



Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani secara khusus menyinggung nasib Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terbaring di rumah sakit—meski pada hari Senin Netanyahu dilaporkan telah diperbolehkan pulang.

"Krisis di jantung rezim Zionis lebih dalam daripada krisis di jantung perdana menterinya,” tulis kantor berita Tasnim, mengutip Kanaani. Tasnim dianggap sebagai surat kabar pro-rezim Iran dan dekat dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Lebih lanjut, media tersebut menyoroti demo di Israel yang telah mencapai Yerusalem dan bahwa demonstran telah mendirikan tenda di depan gedung Knesset atau Parlemen.

Para penentang mengancam akan mencegah diadakannya sesi Parlemen Israel pada hari Minggu dan Senin (24/7/2023) untuk meninjau dan menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk mengurangi kekuasaan kehakiman.

Laporan lain di Fars News melangkah lebih jauh dengan melaporkan; "Kerusuhan saat ini dapat menyebabkan perang saudara dan berdampak nyata pada keadaan institusi militer rezim pendudukan [Israel].”

Laporan tersebut melihat potensi garis merah yang dapat dilintasi di Israel, berspekulasi bahwa pembunuhan politik dan terjadinya pemberontakan di tentara Israel dapat menyebabkan konflik sipil.

Al-Mayadeen, surat kabar yang juga dianggap pro-Iran, memuat tajuk utama hari Minggu yang menunjukkan bahwa Perdana Menteri Israel dan koalisinya prihatin dengan operasi Netanyahu dan peringatan kudeta militer terhadapnya.

Tajuk itu juga berfokus pada laporan bahwa 10.000 tentara cadangan dari 40 unit mengumumkan meninggalkan layanan. "Sementara Channel 13 Israel melaporkan bahwa jumlah penolakan untuk bertugas di Angkatan Udara akan meningkat," bunyi tajuk utama tersebut.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1600 seconds (0.1#10.140)