Duh, Penjahat Curi Senjata Barat yang Dipasok ke Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Penjahat, tentara sukarelawan dan pedagang senjata di Ukraina mencuri beberapa senjata dan peralatan yang disediakan Barat untuk pasukanKiev pada tahun lalu sebelum akhirnya ditemukan kembali. Hal itu berdasarkan laporan inspektur jenderal Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang diperoleh CNN.
"Plot untuk mencuri persenjataan dan peralatan itu digagalkan oleh dinas intelijen Ukraina dan akhirnya ditemukan kembali," menurut laporan berjudul "Akuntabilitas Peralatan DoD yang Disediakan untuk Ukraina," seperti dikutip dari media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, Jumat (21/7/2023).
CNN memperoleh laporan tersebut melalui permintaan Freedom of Information Act. Situs Military.com pertama kali melaporkan berita tersebut.
Tetapi laporan inspektur jenderal mencatat bahwa setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, kemampuan Departemen Pertahanan untuk melacak dan memantau semua peralatan AS yang masuk ke Ukraina, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang di bawah Undang-Undang Kontrol Ekspor Senjata, menghadapi “tantangan” karena kehadiran AS terbatas di negara itu.
Menurut laporan tersebut, yang memeriksa periode Februari-September 2022, Kantor Kerja Sama Pertahanan-Kiev tidak dapat melakukan pemantauan penggunaan akhir yang diperlukan atas peralatan militer yang disediakan Amerika Serikat untuk Ukraina pada TA 2022.
“Ketidakmampuan personel DoD untuk mengunjungi area di mana peralatan yang disediakan untuk Ukraina digunakan atau disimpan secara signifikan menghambat kemampuan ODC-Kyiv untuk melaksanakan pemantauan," laporan itu menambahkan.
Laporan tersebut tertanggal 6 Oktober 2022. Pada akhir Oktober, AS melanjutkan inspeksi di lokasi gudang senjata Ukraina sebagai cara untuk melacak dengan lebih baik ke mana peralatan itu keluar. Departemen tersebut juga telah menyediakan sistem pelacakan kepada Ukraina, termasuk pemindai dan perangkat lunak, kata mantan Wakil Menteri Pertahanan Pentagon untuk kebijakan, Colin Kahl, kepada anggota parlemen pada bulan Februari.
Tetapi laporan itu menggarisbawahi betapa sulitnya pada hari-hari awal perang bagi AS untuk melacak senjata dan peralatan bernilai miliaran dolar yang dikirim ke Ukraina.
Partai Republik mengkritik pemerintahan Biden atas apa yang mereka pandang sebagai kurangnya akuntabilitas atas bantuan miliaran dolar yang masuk ke Ukraina.
"Plot untuk mencuri persenjataan dan peralatan itu digagalkan oleh dinas intelijen Ukraina dan akhirnya ditemukan kembali," menurut laporan berjudul "Akuntabilitas Peralatan DoD yang Disediakan untuk Ukraina," seperti dikutip dari media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu, Jumat (21/7/2023).
CNN memperoleh laporan tersebut melalui permintaan Freedom of Information Act. Situs Military.com pertama kali melaporkan berita tersebut.
Tetapi laporan inspektur jenderal mencatat bahwa setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, kemampuan Departemen Pertahanan untuk melacak dan memantau semua peralatan AS yang masuk ke Ukraina, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang di bawah Undang-Undang Kontrol Ekspor Senjata, menghadapi “tantangan” karena kehadiran AS terbatas di negara itu.
Menurut laporan tersebut, yang memeriksa periode Februari-September 2022, Kantor Kerja Sama Pertahanan-Kiev tidak dapat melakukan pemantauan penggunaan akhir yang diperlukan atas peralatan militer yang disediakan Amerika Serikat untuk Ukraina pada TA 2022.
“Ketidakmampuan personel DoD untuk mengunjungi area di mana peralatan yang disediakan untuk Ukraina digunakan atau disimpan secara signifikan menghambat kemampuan ODC-Kyiv untuk melaksanakan pemantauan," laporan itu menambahkan.
Laporan tersebut tertanggal 6 Oktober 2022. Pada akhir Oktober, AS melanjutkan inspeksi di lokasi gudang senjata Ukraina sebagai cara untuk melacak dengan lebih baik ke mana peralatan itu keluar. Departemen tersebut juga telah menyediakan sistem pelacakan kepada Ukraina, termasuk pemindai dan perangkat lunak, kata mantan Wakil Menteri Pertahanan Pentagon untuk kebijakan, Colin Kahl, kepada anggota parlemen pada bulan Februari.
Tetapi laporan itu menggarisbawahi betapa sulitnya pada hari-hari awal perang bagi AS untuk melacak senjata dan peralatan bernilai miliaran dolar yang dikirim ke Ukraina.
Partai Republik mengkritik pemerintahan Biden atas apa yang mereka pandang sebagai kurangnya akuntabilitas atas bantuan miliaran dolar yang masuk ke Ukraina.