5 Alasan Mengapa Banyak Remaja Palestina di Jenin Ingin Menjadi Syuhada

Sabtu, 15 Juli 2023 - 22:49 WIB
loading...
A A A
Semangat itu tampak jelas di seluruh Jenin, kota yang menjadi simbol pembangkangan Palestina. Kamp pengungsiannya adalah lorong-lorong sempit dan bangunan bobrok yang dihiasi spanduk bertuliskan potret "syuhada".


4. Benci dan Dendam terhadap Israel

Hingga 1.000 anak Palestina ditangkap oleh pasukan Israel setiap tahun, menurut laporan minggu ini oleh Save the Children. Banyak dari penangkapan itu karena melempar batu, yang bisa dipenjara hingga 20 tahun.

Ditemukan bahwa 86% dari mereka dipukuli di beberapa titik dan 69% digeledah. Hampir setengahnya terluka saat ditangkap, termasuk luka tembak dan patah tulang.

“Mereka adalah satu-satunya anak di dunia yang mengalami tuntutan sistematis di pengadilan militer,” kata Jason Lee, direktur negara Save the Children di wilayah pendudukan Palestina.

“Tidak ada pembenaran untuk memukuli dan menelanjangi anak-anak, memperlakukan mereka seperti binatang atau merampas masa depan mereka.”

5. Putus Asa

5 Alasan Mengapa Banyak Remaja Palestina di Jenin Ingin Menjadi Syuhada

Foto/Al Jazeera

Pakar dan pendidik kesehatan mental mengatakan penting untuk memberi remaja yang frustrasi perasaan tentang siapa mereka sebagai individu untuk menanamkan harapan dan secara bertahap menjauhkan mereka dari keputusasaan.

Mustafa Sheta adalah direktur Freedom Theatre, yang menggunakan seni untuk memberdayakan pemuda Palestina di kamp pengungsi Jenin dan mendorong ekspresi kreatif sebagai metode menghadapi kesulitan hidup sehari-hari di bawah pendudukan.

“Kami fokus mendorong mereka untuk mempertimbangkan 'Siapa aku? Dan manfaat apa yang bisa saya berikan?’” kata Sheta, “karena keputusan untuk menjadi martir berasal dari betapa mereka tidak menghargai hidup mereka.”

Para guru mengatakan tantangannya adalah sering membuat anak-anak sibuk di luar kelas dan jauh dari kekerasan di sekitar mereka.

“Kami mencoba memberi tahu mereka tentang masa depan, tentang menjadi ibu, dokter, insinyur – untuk membuat mereka mengerti bahwa mereka dapat memiliki peran [dalam masyarakat],” kata Uhmud Ahmad, seorang guru di sebuah sekolah yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina. .
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0782 seconds (0.1#10.140)