Iran: Angkatan Laut AS Bantu Penyelundup Bahan Bakar Minyak
loading...
A
A
A
TEHERAN - Seorang laksamana Iran mengatakan pada Senin (10/7/2023) bahwa beberapa pesawat AS telah berusaha mencegah Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menaiki kapal tanker minyak yang diduga menyelundupkan bahan bakar.
“Pada 6 Juli, personel Angkatan Laut IRGC sedang memeriksa satu kapal bernama NADA 2 yang terlibat dalam penyelundupan minyak dan gas Iran di Teluk Persia, yang berusaha dicegah oleh Amerika melalui serangkaian tindakan berisiko dan tidak profesional,” ungkap Laksamana Muda Ramazan Zirrahi pada kantor berita Tasnim.
Zirrahi memimpin distrik Angkatan Laut Kedua IRGC, yang berkantor pusat di Bushehr.
Dia memberi tahu bahwa anak buahnya mencegat lalu lintas radio antara kapten kapal dan "pusat komando dan kontrol Amerika di wilayah tersebut." Armada ke-5 berbasis di Bahrain.
Orang Amerika diduga menyuruh kapten mematikan mesin kapal dan menunggu untuk diselamatkan.
Zirrahi mengklaim Armada ke-5 kemudian mengirim dua pesawat serangan darat A-10, pesawat mata-mata P-8A Poseidon, dua helikopter Black Hawk, drone MQ-9 dan “kapal patroli” ke lokasi tersebut, tetapi akhirnya gagal mencegah penyitaan kapal tersebut.
Pada Jumat, kantor berita Fars melaporkan satu kapal tanker berbendera Emirat dibawa ke pelabuhan Bushehr dengan 12 awak kapal dari empat negara berbeda.
Otoritas Iran mengatakan mereka menyita lebih dari satu juta liter bahan bakar selundupan.
“Angkatan Laut AS mengatakan pada saat itu pihaknya telah memantau pencegatan satu kapal di perairan internasional tetapi memutuskan tidak memberikan tanggapan lebih lanjut," ungkap Komandan Tim Hawkins, juru bicara Armada ke-5.
Hawkins telah memberikan pernyataan terperinci tentang dua insiden pada 5 Juli, ketika Armada ke-5 mengerahkan pesawat tak berawak MQ-9, pesawat P-8 Poseidon, dan kapal perusak peluru kendali USS McFaul di Teluk Oman, sebagai tanggapan atas upaya IRGC menyita dua kapal tanker minyak.
“Dalam rentang waktu sekitar tiga jam, kapal IRGC mendekati TRF Moss yang berbendera Kepulauan Marshall dan Richmond Voyager yang berbendera Bahama, tetapi mundur ketika kapal perusak AS mendekat,” papar Angkatan Laut AS.
AS bersikeras Iran adalah "ancaman yang jelas bagi keamanan maritim regional dan ekonomi global," dan menuduh Teheran telah "melecehkan, menyerang, atau menyita hampir 20 kapal dagang berbendera internasional" sejak 2021.
“Pada 6 Juli, personel Angkatan Laut IRGC sedang memeriksa satu kapal bernama NADA 2 yang terlibat dalam penyelundupan minyak dan gas Iran di Teluk Persia, yang berusaha dicegah oleh Amerika melalui serangkaian tindakan berisiko dan tidak profesional,” ungkap Laksamana Muda Ramazan Zirrahi pada kantor berita Tasnim.
Zirrahi memimpin distrik Angkatan Laut Kedua IRGC, yang berkantor pusat di Bushehr.
Dia memberi tahu bahwa anak buahnya mencegat lalu lintas radio antara kapten kapal dan "pusat komando dan kontrol Amerika di wilayah tersebut." Armada ke-5 berbasis di Bahrain.
Orang Amerika diduga menyuruh kapten mematikan mesin kapal dan menunggu untuk diselamatkan.
Zirrahi mengklaim Armada ke-5 kemudian mengirim dua pesawat serangan darat A-10, pesawat mata-mata P-8A Poseidon, dua helikopter Black Hawk, drone MQ-9 dan “kapal patroli” ke lokasi tersebut, tetapi akhirnya gagal mencegah penyitaan kapal tersebut.
Pada Jumat, kantor berita Fars melaporkan satu kapal tanker berbendera Emirat dibawa ke pelabuhan Bushehr dengan 12 awak kapal dari empat negara berbeda.
Otoritas Iran mengatakan mereka menyita lebih dari satu juta liter bahan bakar selundupan.
“Angkatan Laut AS mengatakan pada saat itu pihaknya telah memantau pencegatan satu kapal di perairan internasional tetapi memutuskan tidak memberikan tanggapan lebih lanjut," ungkap Komandan Tim Hawkins, juru bicara Armada ke-5.
Hawkins telah memberikan pernyataan terperinci tentang dua insiden pada 5 Juli, ketika Armada ke-5 mengerahkan pesawat tak berawak MQ-9, pesawat P-8 Poseidon, dan kapal perusak peluru kendali USS McFaul di Teluk Oman, sebagai tanggapan atas upaya IRGC menyita dua kapal tanker minyak.
“Dalam rentang waktu sekitar tiga jam, kapal IRGC mendekati TRF Moss yang berbendera Kepulauan Marshall dan Richmond Voyager yang berbendera Bahama, tetapi mundur ketika kapal perusak AS mendekat,” papar Angkatan Laut AS.
AS bersikeras Iran adalah "ancaman yang jelas bagi keamanan maritim regional dan ekonomi global," dan menuduh Teheran telah "melecehkan, menyerang, atau menyita hampir 20 kapal dagang berbendera internasional" sejak 2021.
(sya)