Jadi Kawan Kental, tapi Erdogan 2 Kali Memukul Telak Putin

Selasa, 11 Juli 2023 - 07:59 WIB
loading...
Jadi Kawan Kental, tapi...
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan selama ini pamer memiliki hubungan istimewa dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, namun Erdogan sudah dua kali memberi pukulan telak kepada pemimpin Kremlin tersebut. Foto/REUTERS
A A A
VILNIUS - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan selama ini menggembar-gemborkan "hubungan istimewanya" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun dalam waktu yang berdekatan, dia justru memberikan pukulan telak kepada pemimpin Kremlin tersebut.

Pertama, pada Sabtu pekan lalu, pemerintah Erdogan membebaskan para komandan Resimen Azov Ukraina yang ditahan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan. Tak hanya itu, pemimpin Turkiye itu juga menyebut Ukraina layak menjadi anggota baru NATO.

Langkah itu dianggap para komentator Rusia sebagai pengkhianatan Erogan terhadap Putin.



Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutnya sebagai "pelanggaran" kepercayaan.

“Tidak ada yang memberi tahu Rusia tentang transfer itu,” kata Peskov merujuk pada pembebasan komandan Resimen Azov.

“Mereka seharusnya tinggal di Turkiye sampai akhir konflik," lanjut Peskov.

Kedua, pada Senin (10/7/2023), Erdogan secara mengejutkan mendukung Swedia bergabung dengan NATO. Ini akan menjadi pukulan telak kedua bagi Putin yang sejak awal menentang keras ekspansi NATO ke dekat wilayah Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pemimpin Turkiye setuju untuk mendukung aplikasi Swedia dan meneruskan proposal ke anggota Parlemen di Ankara untuk diratifikasi.

Komentar Stoltenberg muncul setelah dia menjadi tuan rumah pertemuan antara Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada hari Senin di Vilnius.

“Ini adalah langkah bersejarah yang membuat semua sekutu NATO lebih kuat dan lebih aman,” katanya, seperti dikutip AFP, Selasa (11/7/2023).

Türkiye selama ini menghalangi ekspansi terbaru NATO, menggunakan hak vetonya sebagian besar karena kekhawatiran bahwa Swedia tidak berbuat cukup untuk membantu menindak apa yang dia sebut "organisasi teroris" pro-Kurdi.

Selain itu, Ankara juga menentang langkah Swedia bergabung dengan NATO setelah insiden demonstrasi pembakaran Al-Qur'an di Stockholm.

NATO, aliansi 31 negara pimpinan Amerika Serikat, membutuhkan persetujuan bulat untuk setiap anggota baru.

Sebelumnya pada hari Senin, Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan menyetujui pengajuan Swedia menjadi anggota baru NATO jika Türkiye diterima di Uni Eropa.

Rusia belum berkomentar atas langkah Erdogan mendukung Swedia bergabung dengan NATO.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1234 seconds (0.1#10.140)