Belanda Memiliki 300.000 Harta Karun yang Dijarah dari Negeri Jajahan
loading...
A
A
A
Valika Smeulders, kepala departemen sejarah Rijksmuseum, mengatakan kepada The Art Newspaper bahwa telah terjadi pergeseran perspektif yang jelas. “Saya pikir cara dunia museum dulu melihat perdebatan ini di abad ke-20 adalah tentang kepedulian untuk melestarikan benda-benda untuk generasi yang akan datang, dan jelas museum di Eropa memiliki fasilitas untuk melakukan itu,” katanya.
“Tapi yang berubah adalah sudut pandang kami: objek-objek ini adalah untuk menceritakan kisah-kisah negara kami, tentang sejarah bersama orang-orang kami. Jadi apa yang kami lihat sekarang sebagai misi kami adalah menempatkan objek di tempat yang paling memungkinkan mereka menceritakan kisah yang penting.”
Dia menepis kekhawatiran bahwa kebijakan baru itu akan membuat museum-museum Eropa kehilangan sorotan koleksi — yang hingga saat ini berperan dalam mempertimbangkan klaim restitusi atas karya seni yang dijarah Nazi di Belanda.
“Saya tidak benar-benar berpikir itu akan terjadi, karena saya berharap negara-negara asal dan museum di Eropa akan berdiskusi tentang objek mana yang akan kembali, dan tidak semuanya,” kata Smeulders. “Tapi apa yang akan kita dapatkan, kita semua, adalah lebih banyak pengetahuan tentang benda-benda ini, bagaimana mereka menjadi milik kita, latar belakang mereka, cerita apa yang bisa kita ceritakan. Jadi pada akhirnya kami akan memperkaya apa yang kami lakukan alih-alih galeri kosong.
Koleksi benda-benda yang dipulangkan ke Indonesia tidak termasuk sisa-sisa manusia dari "manusia Jawa", yang ditampilkan di Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis di Leiden sebagai beberapa spesimen paling awal dari manusia purba yang telah punah, Homo erectus.
Seorang juru bicara pemerintah Belanda mengatakan kepada The Guardian, bahwa belum ada keputusan mengenai sisa-sisa "manusia Jawa" itu. "Tidak ada yang ditolak, tetapi beberapa hal membutuhkan waktu lebih lama dari yang lain," kata jurubicaraitu.
Lihat Juga: Perjuangan James Howells Cari Harta Karun Bitcoin Rp12 Triliun yang Terbuang ke Tumpukan Sampah
“Tapi yang berubah adalah sudut pandang kami: objek-objek ini adalah untuk menceritakan kisah-kisah negara kami, tentang sejarah bersama orang-orang kami. Jadi apa yang kami lihat sekarang sebagai misi kami adalah menempatkan objek di tempat yang paling memungkinkan mereka menceritakan kisah yang penting.”
Dia menepis kekhawatiran bahwa kebijakan baru itu akan membuat museum-museum Eropa kehilangan sorotan koleksi — yang hingga saat ini berperan dalam mempertimbangkan klaim restitusi atas karya seni yang dijarah Nazi di Belanda.
“Saya tidak benar-benar berpikir itu akan terjadi, karena saya berharap negara-negara asal dan museum di Eropa akan berdiskusi tentang objek mana yang akan kembali, dan tidak semuanya,” kata Smeulders. “Tapi apa yang akan kita dapatkan, kita semua, adalah lebih banyak pengetahuan tentang benda-benda ini, bagaimana mereka menjadi milik kita, latar belakang mereka, cerita apa yang bisa kita ceritakan. Jadi pada akhirnya kami akan memperkaya apa yang kami lakukan alih-alih galeri kosong.
Koleksi benda-benda yang dipulangkan ke Indonesia tidak termasuk sisa-sisa manusia dari "manusia Jawa", yang ditampilkan di Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis di Leiden sebagai beberapa spesimen paling awal dari manusia purba yang telah punah, Homo erectus.
Seorang juru bicara pemerintah Belanda mengatakan kepada The Guardian, bahwa belum ada keputusan mengenai sisa-sisa "manusia Jawa" itu. "Tidak ada yang ditolak, tetapi beberapa hal membutuhkan waktu lebih lama dari yang lain," kata jurubicaraitu.
Lihat Juga: Perjuangan James Howells Cari Harta Karun Bitcoin Rp12 Triliun yang Terbuang ke Tumpukan Sampah
(ahm)