Lepaskan Tembakan, Iran Coba Rampas 2 Kapal Tanker di Selat Hormuz
loading...
A
A
A
DUBAI - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengatakan Iran berusaha merampas dua kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz yang strategis pada Rabu pagi, melepaskan tembakan ke salah satunya.
Dikatakan bahwa dalam kedua kasus, kapal angkatan laut Iran mundur setelah Angkatan Laut AS merespons, dan kedua kapal komersial melanjutkan pelayaran mereka.
“Angkatan Laut Iran memang melakukan upaya untuk menyita kapal tanker komersial yang secara sah melintasi perairan internasional,” kata Tim Hawkins, juru bicara Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain.
“Angkatan Laut AS segera merespons dan mencegah penyitaan itu,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (5/7/2023).
Dia mengatakan tembakan yang diarahkan ke kapal kedua tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan besar.
Tidak ada komentar langsung Iran tentang insiden tersebut.
Ambrey, sebuah dinas intelijen maritim, mengatakan kapal tanker yang ditembaki adalah kapal tanker minyak mentah berbendera Bahama milik Yunani yang sedang transit dari Uni Emirat Arab ke Singapura. Dikatakan penembakan terjadi 28 mil laut timur laut Muscat, Ibu Kota Oman.
Angkatan Laut AS mengatakan Iran telah menyita setidaknya lima kapal komersial dalam dua tahun terakhir dan telah mengganggu beberapa lainnya. Banyak insiden terjadi di dalam dan sekitar Selat Hormuz, muara sempit Teluk yang dilewati 20 persen dari semua minyak mentah.
Pada bulan April, pasukan komando angkatan laut Iran yang bertopeng melakukan serangan dengan helikopter untuk merebut sebuah kapal tanker minyak tujuan AS di Teluk Oman, rekamannya ditayangkan di stasiun TV pemerintah Iran.
Iran mengatakan kapal tanker itu disita setelah bertabrakan dengan kapal Iran lainnya tetapi tidak memberikan bukti. Di masa lalu, Iran telah menyita kapal komersial untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar dengan Barat.
Ketegangan AS-Iran terus meningkat sejak pemerintahan Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia tahun 2015 dan memulihkan sanksi yang melumpuhkan.
Iran kemudian menanggapi dengan meningkatkan kegiatan nuklirnya – yang katanya murni untuk tujuan damai – dan juga menyediakan drone bersenjata ke Rusia untuk perangnya melawan Ukraina.
Dikatakan bahwa dalam kedua kasus, kapal angkatan laut Iran mundur setelah Angkatan Laut AS merespons, dan kedua kapal komersial melanjutkan pelayaran mereka.
“Angkatan Laut Iran memang melakukan upaya untuk menyita kapal tanker komersial yang secara sah melintasi perairan internasional,” kata Tim Hawkins, juru bicara Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain.
“Angkatan Laut AS segera merespons dan mencegah penyitaan itu,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (5/7/2023).
Dia mengatakan tembakan yang diarahkan ke kapal kedua tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan besar.
Tidak ada komentar langsung Iran tentang insiden tersebut.
Ambrey, sebuah dinas intelijen maritim, mengatakan kapal tanker yang ditembaki adalah kapal tanker minyak mentah berbendera Bahama milik Yunani yang sedang transit dari Uni Emirat Arab ke Singapura. Dikatakan penembakan terjadi 28 mil laut timur laut Muscat, Ibu Kota Oman.
Angkatan Laut AS mengatakan Iran telah menyita setidaknya lima kapal komersial dalam dua tahun terakhir dan telah mengganggu beberapa lainnya. Banyak insiden terjadi di dalam dan sekitar Selat Hormuz, muara sempit Teluk yang dilewati 20 persen dari semua minyak mentah.
Pada bulan April, pasukan komando angkatan laut Iran yang bertopeng melakukan serangan dengan helikopter untuk merebut sebuah kapal tanker minyak tujuan AS di Teluk Oman, rekamannya ditayangkan di stasiun TV pemerintah Iran.
Iran mengatakan kapal tanker itu disita setelah bertabrakan dengan kapal Iran lainnya tetapi tidak memberikan bukti. Di masa lalu, Iran telah menyita kapal komersial untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar dengan Barat.
Ketegangan AS-Iran terus meningkat sejak pemerintahan Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia tahun 2015 dan memulihkan sanksi yang melumpuhkan.
Iran kemudian menanggapi dengan meningkatkan kegiatan nuklirnya – yang katanya murni untuk tujuan damai – dan juga menyediakan drone bersenjata ke Rusia untuk perangnya melawan Ukraina.
(ian)