Negara-negara Arab dan OKI Kutuk Serangan Israel di Tepi Barat

Selasa, 04 Juli 2023 - 07:52 WIB
loading...
Negara-negara Arab dan OKI Kutuk Serangan Israel di Tepi Barat
Pasukan Israel melancarkan serangan skala besar di Jenin, Tepi Barat. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Israel dikritik setelah menggunakan pesawat tak berawak (drone) untuk menyerang sasaran di Tepi Barat pada Senin pagi (3/7/2023).

Rezim Zionis juga mengerahkan ratusan tentara dalam serangan luas yang mirip dilakukan selama perlawanan Palestina kedua pada dua dekade lalu.

Pasukan Israel tetap berada di dalam kamp pengungsi Jenin pada Senin, melanjutkan operasi terbesar di daerah tersebut selama lebih dari satu tahun pertempuran.

Itu terjadi di tengah tekanan domestik yang meningkat untuk tanggapan keras terhadap serangkaian serangan terhadap pemukim Israel, termasuk serangan penembakan bulan lalu yang menewaskan empat orang Israel.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 8 warga Palestina tewas dan 50 orang luka-luka, beberapa warga kritis.

Menurut seorang pejabat Palestina yang berbicara pada Senin malam, sekitar 3.000 warga Palestina telah meninggalkan kamp pengungsi Jenin setelah operasi Israel.



Otoritas Palestina dan negara tetangga Yordania dan Mesir serta Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara mengutuk kekerasan tersebut.

“Rakyat Palestina kami tidak akan berlutut, tidak akan menyerah, tidak akan mengibarkan bendera putih, dan akan tetap teguh di tanah mereka menghadapi agresi brutal ini,” tegas juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh.

Gedung Putih mengatakan sedang memantau dengan cermat situasi di Tepi Barat, menurut seorang juru bicara pada Senin.

"Kami telah melihat laporan dan sedang memantau situasi dengan cermat," ujar juru bicara Gedung Putih.

Dia menjelaskan, “Kami mendukung keamanan dan hak Israel untuk membela rakyatnya dari Hamas, Jihad Islam Palestina, dan kelompok teroris lainnya.”

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres sangat prihatin dengan perkembangan di Jenin, menurut seorang juru bicara setelah pasukan Israel menyerang kota Tepi Barat dengan serangan pesawat tak berawak di salah satu operasi terbesar di daerah itu dalam 20 tahun.

“Guterres menegaskan bahwa semua operasi militer harus dilakukan dengan penuh hormat terhadap hukum humaniter internasional," ungkap Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq.

Lynn Hastings, koordinator kemanusiaan PBB di wilayah Palestina, mengatakan di Twitter bahwa dia “khawatir dengan skala operasi pasukan Israel.”

Dia mencatat serangan udara di kamp pengungsi yang padat penduduk. Dia mengatakan PBB memobilisasi bantuan kemanusiaan.

Pada Senin sore, tentara Israel mengatakan telah menemukan tiga fasilitas pembuatan senjata, menyita ratusan bahan peledak dan menembak dua pria bersenjata Palestina selama baku tembak.

Tentara juga melaporkan baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina di satu masjid di mana tentara menemukan alat peledak, senjata dan peralatan militer.

Kamp Jenin dan kota yang berdekatan dengan nama yang sama telah menjadi titik nyala sejak kekerasan Israel-Palestina mulai meningkat pada musim semi 2022.

Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menuduh musuh bebuyutan Iran berada di balik kekerasan dengan mendanai kelompok-kelompok pejuang Palestina. Tuduhan itu ditolak Palestina.

“Karena dana yang mereka terima dari Iran, kamp Jenin telah menjadi pusat aktivitas teroris,” ujar Cohen kepada wartawan asing.

Dia menambahkan operasi itu akan dilakukan dengan “cara yang ditargetkan” untuk menghindari korban sipil.

Jihad Islam, kelompok pejuang dengan kehadiran besar di Jenin, mengancam akan melancarkan serangan dari markasnya di Jalur Gaza jika pertempuran berlanjut.

“Jika agresi Israel terhadap Jenin tidak berhenti, perlawanan Palestina akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam waktu singkat,” tegas Dawood Shehab, juru bicara kelompok tersebut.

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon juga mengutuk serangan itu. Mereka mengatakan, “Palestina memiliki banyak alternatif dan sarana yang akan membuat musuh menyesali tindakannya." Hizbullah berperang selama sebulan melawan Israel pada tahun 2006.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1392 seconds (0.1#10.140)