4 Malam Diguncang Kerusuhan, Ketenangan Mulai Selimuti Prancis
loading...
A
A
A
PARIS - Pihak berwenang Prancis melakukan ratusan penangkapan pada malam kelima kerusuhan yang dipicu oleh penembakan fatal polisi terhadap seorang remana berusia 17 tahun. Namun laporan dari seluruh negara itu menunjukkan bahwa kerusuhan tidak terlalu intens.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan sebanyak 486 orang telah ditangkap di seluruh negera itu pada pukul 03:00 Minggu (2/7/2023) dini hari. Ia menambahkan bahwa tingkat kekerasan tampaknya telah menurun sejak kerusuhan pertama kali pecah atas kematian Nahel M di Nanterre, pinggiran Paris pada Selasa lalu.
“Malam yang lebih tenang berkat tindakan tegas aparat keamanan,” cuit Darmanin pada Minggu pagi seperti dikutip dari The Guardian.
Darmanin mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa 45.000 anggota pasukan keamanan akan dikerahkan pada Sabtu malam hingga Minggu – jumlah yang sama dengan malam sebelumnya. Pasukan dan peralatan tambahan dikirim ke Lyon, Grenoble dan Marseille, yang mengalami kerusuhan hebat pada Jumat malam.
Di Paris dan daerah sekitarnya, di mana sekitar 7.000 petugas dikerahkan, 126 orang telah ditangkap pada Minggu pukul 01.30 pagi.
Polisi meningkatkan keamanan di jalan Champs Elysees yang terkenal di kota itu setelah seruan di media sosial untuk berkumpul di sana. Jalanan, yang biasanya dipadati turis, dijejeri pasukan keamanan yang melakukan pemeriksaan di tempat. Fasad toko ditutup untuk mencegah potensi kerusakan dan penjarahan.
Titik panas terbesar adalah di Marseille di mana polisi menembakkan gas air mata dan bertempur di jalanan dengan pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam. Namun, menjelang tengah malam, pihak berwenang di Marseille dan Lyon melaporkan lebih sedikit insiden dibandingkan malam sebelumnya, masing-masing dengan 56 dan 21 orang ditangkap di dua kota tersebut.
Otoritas lokal di seluruh negeri mengumumkan larangan demonstrasi, memerintahkan angkutan umum untuk berhenti beroperasi pada malam hari dan beberapa memberlakukan jam malam.
Para perusuh menabrakkan mobil ke rumah Wali Kota sebuah kota di selatan Paris, melukai istri dan salah satu anaknya, kata walikota di Twitter.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan sebanyak 486 orang telah ditangkap di seluruh negera itu pada pukul 03:00 Minggu (2/7/2023) dini hari. Ia menambahkan bahwa tingkat kekerasan tampaknya telah menurun sejak kerusuhan pertama kali pecah atas kematian Nahel M di Nanterre, pinggiran Paris pada Selasa lalu.
“Malam yang lebih tenang berkat tindakan tegas aparat keamanan,” cuit Darmanin pada Minggu pagi seperti dikutip dari The Guardian.
Darmanin mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa 45.000 anggota pasukan keamanan akan dikerahkan pada Sabtu malam hingga Minggu – jumlah yang sama dengan malam sebelumnya. Pasukan dan peralatan tambahan dikirim ke Lyon, Grenoble dan Marseille, yang mengalami kerusuhan hebat pada Jumat malam.
Di Paris dan daerah sekitarnya, di mana sekitar 7.000 petugas dikerahkan, 126 orang telah ditangkap pada Minggu pukul 01.30 pagi.
Polisi meningkatkan keamanan di jalan Champs Elysees yang terkenal di kota itu setelah seruan di media sosial untuk berkumpul di sana. Jalanan, yang biasanya dipadati turis, dijejeri pasukan keamanan yang melakukan pemeriksaan di tempat. Fasad toko ditutup untuk mencegah potensi kerusakan dan penjarahan.
Titik panas terbesar adalah di Marseille di mana polisi menembakkan gas air mata dan bertempur di jalanan dengan pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam. Namun, menjelang tengah malam, pihak berwenang di Marseille dan Lyon melaporkan lebih sedikit insiden dibandingkan malam sebelumnya, masing-masing dengan 56 dan 21 orang ditangkap di dua kota tersebut.
Otoritas lokal di seluruh negeri mengumumkan larangan demonstrasi, memerintahkan angkutan umum untuk berhenti beroperasi pada malam hari dan beberapa memberlakukan jam malam.
Para perusuh menabrakkan mobil ke rumah Wali Kota sebuah kota di selatan Paris, melukai istri dan salah satu anaknya, kata walikota di Twitter.