Bos Wagner Tinggalkan Kotak Berisi Uang Rp700 Miliar usai Kudeta Militer Rusia

Senin, 26 Juni 2023 - 13:35 WIB
loading...
Bos Wagner Tinggalkan...
Kotak-kotak berisi uang tunai senilai lebih dari Rp700 miliar ditemukan tentara Rusia saat menggeledah kantor bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin di St Petersburg. Foto/via Ukrainska Pravda
A A A
ST PETERSBURG - Tentara Rusia menemukan beberapa kotak berisi uang tunai 4 miliar rubel (lebih dari Rp700 miliar) saat menggeledah kantor bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin di St Petersburg.

Mengutip laporan media lokal, Fontaka, Senin (26/6/2023), kotak-kotak berisi uang tunai itu dikeluarkan dari mini-van Gazel di dekat kantor Prigozhin.

Kantor bos Wagner itu digeledah tentara Rusia setelah Prigozhin meluncurkan kudeta militer pada hari Sabtu dan tiba-tiba dia batalkan pada hari Minggu.

Kotak-kotak berwarna coklat itu beberapa di antaranya sudah dalam kondisi terbuka sehingga terlihat jelas bundel uang kertas Rusia, kebanyakan berwarna merah.



Menurut laporan Fontanka, Gazel putih menarik perhatian selama penggeledahan Hotel Trezzini di St Petersburg, yang menjadi kantor Prigozhin—bos Wagner yang telah meninggalkan Rusia untuk mengasingkan diri ke Belarusia.

Gazel tersebut menimbulkan kecurigaan karena bukan milik siapa pun yang tinggal di Akademichesky Lane, tempat mobil tersebut diparkir.

Mobil itu diperiksa untuk mengetahui apakah ada bahan peledak dan ketika dibuka kuncinya, pasukan Rusia menemukan kotak-kotak berisi uang.

Setelah berita penemuan itu tersiar, Prigozhin mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi kepemilikan van Gazel dan barang-barang lain yang digeledah.

“Bukan hanya Gazel yang ditemukan, tetapi dua minibus lain yang berisi uang yang dialokasikan untuk gaji, kompensasi untuk Cargo 200 [kode tidak resmi untuk jenazah tentara yang tewas dalam perang di Ukraina], dan hal-hal lain,” kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan via Telegram tanpa mengonfirmasi lokasi keberadaannya.

Dia juga mengatakan selama 10 tahun beroperasi, Wagner Group selalu menggunakan uang tunai untuk semua pembayaran.

Pada hari Jumat waktu setempat, Prigozhin bersumpah untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia, marah karena tentara bayarannya, menurutnya, telah dibom oleh militer.

Ini memicu krisis politik terbesar yang dihadapi negara itu dalam beberapa dekade.

Prigozhin dan 25.000 pasukannya melancarkan pemberontakan, merebut kendali kota Rostov, Rusia selatan. Mereka kemudian bergerak menuju Moskow ketika Presiden Vladimir Putin membuat siaran televisi darurat yang mengamuk atas "pengkhianatan internal".

Tapi kudeta itu tiba-tiba dibatalkan Prigozhin setelah Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Putin, menjadi perantara untuk mengakhiri krisis.

Kesepakatan itu berarti Prigozhin akan meninggalkan Rusia untuk diasingkan di Belarusia dan baik dia maupun pasukan tentara bayarannya tidak akan menghadapi tuntutan pidana di Rusia.

Kendati demikian, Prigozhin belum muncul di Belarusia dan diam secara misterius sejak kesepakatan itu dibuat dan dia memerintahkan anak buahnya untuk mundur untuk menghindari "pertumpahan darah".

Para pejabat Rusia mengatakan rumah dan jalan di wilayah selatan telah rusak akibat kudeta pasukan Wagner.

Di Rostov-on-Don, sekitar 10.000 meter persegi jalan telah rusak oleh jalur tank, kata wali kota setempat Alexei Logvinenko dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Seorang pejabat di wilayah selatan Voronezh, Maksim Yantsov, mengatakan 19 rumah rusak di desa Yelizavetovka akibat baku tembak yang melibatkan pasukan Wagner.

Pada akhir pekan, otoritas Voronezh melaporkan kebakaran besar di depot minyak yang tampaknya terjadi akibat pawai Wagner. Gubernur, Alexander Gusev, tidak menyebutkan konsekuensinya dalam sebuah postingan pada hari Minggu.

Otoritas Rusia tidak melaporkan adanya korban jiwa, meskipun Wagner mengeklaim telah menembak jatuh beberapa pesawat.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Zelensky Ancam Pemimpin...
Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadir di Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
Deplu AS Setujui Penjualan...
Deplu AS Setujui Penjualan Peralatan Senilai Rp5 Triliun untuk F-16 ke Ukraina
AS Menuntut Perundingan...
AS Menuntut Perundingan Langsung Rusia-Ukraina Tanpa Mediator
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
Trump Tegaskan AS Memenangkan...
Trump Tegaskan AS Memenangkan 2 Perang Dunia
Putin Tunjukkan Apartemen...
Putin Tunjukkan Apartemen Mewah untuk Pertama Kalinya, Ada Gereja Pribadi Berlapis Emas
Tuduh China Sabotase...
Tuduh China Sabotase Kabel Bawah Laut, Taiwan Tuntut Ganti Rugi
Apa Itu New World Order?...
Apa Itu New World Order? Mengungkap Teori Konspirasi Global yang Kontroversial
Rekomendasi
RUU Polri Dianggap Menyimpang:...
RUU Polri Dianggap Menyimpang: Tambah Kekuasaan, Bukan Perbaiki Pengawasan
Khofifah Pacu Koperasi...
Khofifah Pacu Koperasi Tumbuh Pesat, Dekopinwil Optimistis Ekonomi Rakyat Jatim Menguat
Sandiaga Uno Ciptakan...
Sandiaga Uno Ciptakan Kesetaraan Kerja Difabel lewat Digital Marketing
Berita Terkini
Zelensky Ancam Pemimpin...
Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadir di Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
36 menit yang lalu
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
2 jam yang lalu
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
7 jam yang lalu
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
9 jam yang lalu
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
9 jam yang lalu
Pemilu Australia Digelar...
Pemilu Australia Digelar dalam Bayang-bayang Kebijakan Donald Trump
10 jam yang lalu
Infografis
Menhan Australia Telepon...
Menhan Australia Telepon Menteri Sjafrie Terkait Rumor Pangkalan Militer Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved