6 Fakta Grigory Klinishov, Pencipta Bom Nuklir Rusia yang Bunuh Diri
loading...
A
A
A
Itu terjadi hanya beberapa bulan setelah Andrey Botikov—salah satu dari 18 ilmuwan yang mengerjakan vaksin virus corona Sputnik V pada tahun 2020—ditemukan mati dicekik dengan ikat pinggang di rumahnya di Moskow.
Sehari setelah perang di Ukraina dimulai, Alexander Tyulyakov, wakil kepala keamanan perusahaan di United Settlement Center Gazprom, ditemukan tewas diduga bunuh diri.
Dua bulan kemudian, Vladislav Avayev (51), wakil presiden Gazprombank dan mantan pejabat Kremlin, ditemukan tewas di Moskow, di samping jenazah istrinya Elena, 47, dan putrinya Maria, 13. Mereka ditemukan oleh putrinya yang sudah dewasa, Anastasia.
Penyelidik dengan cepat menyimpulkan Avayev telah membunuh mereka, sebelum bunuh diri.
Terkait kematian tragis Klinishov, Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan investigasi.
Terlahir dengan nama lengkap Grigory Yemelyanovich Klinishov pada 30 Oktober 1930, dia dikenal sebagai fisikawan Soviet dan penerima Lenin Prize pada 1962.
Klinishov lulus dari Moscow Engineering Physics Institute pada tahun 1954. Dia ahli dalam ilmu fisika dan matematika.
Dia dikirim ke KB-11 (Biro Pembuat-11) Kementerian Bangunan Mesin Menengah (kemudian disebut Institut Penelitian Ilmiah Fisika Eksperimental Seluruh Rusia), sebuah fasilitas yang ditugaskan untuk mengembangkan senjata nuklir dan termonuklir (bom hidrogen).
Di fasilitas itu, dia bekerja sebagai insinyur di departemen teoretis di bawah Andrei Sakharov, ilmuwan yang membangkang pada 1950-an.
Klinishov ditemukan tewas akibat bunuh diri ketika perang Rusia di Ukraina berkembang dan semakin mendekati ambang perang nuklir.
Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, membuat Amerika Serikat dan NATO—pemasok senjata utama Ukraina—khawatir senjata pemusnah massal itu akan digunakan untuk perang melawan Ukraina.
Sehari setelah perang di Ukraina dimulai, Alexander Tyulyakov, wakil kepala keamanan perusahaan di United Settlement Center Gazprom, ditemukan tewas diduga bunuh diri.
Dua bulan kemudian, Vladislav Avayev (51), wakil presiden Gazprombank dan mantan pejabat Kremlin, ditemukan tewas di Moskow, di samping jenazah istrinya Elena, 47, dan putrinya Maria, 13. Mereka ditemukan oleh putrinya yang sudah dewasa, Anastasia.
Penyelidik dengan cepat menyimpulkan Avayev telah membunuh mereka, sebelum bunuh diri.
Terkait kematian tragis Klinishov, Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan investigasi.
5. Fisikawan Peraih Lenin Prize
Terlahir dengan nama lengkap Grigory Yemelyanovich Klinishov pada 30 Oktober 1930, dia dikenal sebagai fisikawan Soviet dan penerima Lenin Prize pada 1962.
Klinishov lulus dari Moscow Engineering Physics Institute pada tahun 1954. Dia ahli dalam ilmu fisika dan matematika.
Dia dikirim ke KB-11 (Biro Pembuat-11) Kementerian Bangunan Mesin Menengah (kemudian disebut Institut Penelitian Ilmiah Fisika Eksperimental Seluruh Rusia), sebuah fasilitas yang ditugaskan untuk mengembangkan senjata nuklir dan termonuklir (bom hidrogen).
Di fasilitas itu, dia bekerja sebagai insinyur di departemen teoretis di bawah Andrei Sakharov, ilmuwan yang membangkang pada 1950-an.
6. Bunuh Diri saat Ancaman Perang Nuklir Meningkat
Klinishov ditemukan tewas akibat bunuh diri ketika perang Rusia di Ukraina berkembang dan semakin mendekati ambang perang nuklir.
Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, membuat Amerika Serikat dan NATO—pemasok senjata utama Ukraina—khawatir senjata pemusnah massal itu akan digunakan untuk perang melawan Ukraina.