Putin Sudah Sebar Bom Nuklir Rusia ke Belarusia, Ini Respons Bos NATO
loading...
A
A
A
ST PETERSBURG - Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa pengerahan bom nuklir taktis Rusia ke Belarusia telah terjadi. Dia memperingatkan Barat bahwa langkah itu tidak dapat menimbulkan kekalahan strategis Moskow dalam perangnya di Ukraina.
"Hulu ledak nuklir pertama dikirim ke wilayah Belarusia. Tapi hanya yang pertama, bagian pertama. Tapi kami akan melakukan pekerjaan ini sepenuhnya pada akhir musim panas atau akhir tahun," katanya dalam Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, Jumat, yang dilansir VoA News, Sabtu (17/6/2023).
Penyebaran senjata nuklir Moskow ke luar Rusia—yang pertama kali sejak runtuhnya Uni Soviet—lebih cepat dari jadwal yang diumumkan Putin sebelumnya, yakni 7 Juli.
Putin pertama kali mengatakan pada bulan Maret bahwa Rusia berencana untuk memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, yang berfungsi sebagai landasan peluncuran invasi negara itu ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu.
Orang nomor satu Rusia itu membandingkan langkahnya dengan penyebaran senjata nuklir Amerika Serikat (AS) di berbagai negara Eropa selama bertahun-tahun.
Dalam forum ekonomi, Putin mengatakan langkah eskalasi dimaksudkan untuk memprioritaskan "penahanan" dan mengirim pesan ke negara mana pun untuk berpikir ulang jika ingin menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia.
Dia secara eksplisit menyindir AS yang terus mendukung dan memasok Ukraina dengan senjata dan peralatan tempur.
"Mengapa kita harus mengancam seluruh dunia?" Putin menjawab ketika ditanya tentang kemungkinan penggunaan senjata tersebut.
"Saya telah mengatakan bahwa penggunaan tindakan ekstrem dimungkinkan jika ada bahaya bagi kenegaraan Rusia," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Jumat tidak ada indikasi bahwa Rusia sedang mempersiapkan untuk benar-benar menggunakan senjata nuklir.
Sedangkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa sementara aliansi telah melihat beberapa persiapan dari Rusia, belum ada perubahan yang dicatat dalam postur nuklir Rusia.
“Ini adalah bagian dari pesan nuklir dan retorika nuklir yang telah kita lihat selama beberapa waktu, bagian dari pola yang telah kita lihat selama beberapa tahun,” kata Stoltenberg.
"Di mana Rusia telah memodernisasi senjata nuklir, mengerahkan lebih banyak senjata nuklir—juga di High North—tetapi sekarang juga untuk pertama kalinya mengerahkan senjata secara permanen ke Belarusia."
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa negaranya telah mulai menerima pengiriman hulu ledak nuklir pertama Rusia, beberapa di antaranya lebih dari tiga kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada tahun 1945.
"Hulu ledak nuklir pertama dikirim ke wilayah Belarusia. Tapi hanya yang pertama, bagian pertama. Tapi kami akan melakukan pekerjaan ini sepenuhnya pada akhir musim panas atau akhir tahun," katanya dalam Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, Jumat, yang dilansir VoA News, Sabtu (17/6/2023).
Penyebaran senjata nuklir Moskow ke luar Rusia—yang pertama kali sejak runtuhnya Uni Soviet—lebih cepat dari jadwal yang diumumkan Putin sebelumnya, yakni 7 Juli.
Putin pertama kali mengatakan pada bulan Maret bahwa Rusia berencana untuk memindahkan senjata nuklir taktis ke Belarusia, yang berfungsi sebagai landasan peluncuran invasi negara itu ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu.
Orang nomor satu Rusia itu membandingkan langkahnya dengan penyebaran senjata nuklir Amerika Serikat (AS) di berbagai negara Eropa selama bertahun-tahun.
Dalam forum ekonomi, Putin mengatakan langkah eskalasi dimaksudkan untuk memprioritaskan "penahanan" dan mengirim pesan ke negara mana pun untuk berpikir ulang jika ingin menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia.
Dia secara eksplisit menyindir AS yang terus mendukung dan memasok Ukraina dengan senjata dan peralatan tempur.
"Mengapa kita harus mengancam seluruh dunia?" Putin menjawab ketika ditanya tentang kemungkinan penggunaan senjata tersebut.
"Saya telah mengatakan bahwa penggunaan tindakan ekstrem dimungkinkan jika ada bahaya bagi kenegaraan Rusia," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Jumat tidak ada indikasi bahwa Rusia sedang mempersiapkan untuk benar-benar menggunakan senjata nuklir.
Sedangkan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa sementara aliansi telah melihat beberapa persiapan dari Rusia, belum ada perubahan yang dicatat dalam postur nuklir Rusia.
“Ini adalah bagian dari pesan nuklir dan retorika nuklir yang telah kita lihat selama beberapa waktu, bagian dari pola yang telah kita lihat selama beberapa tahun,” kata Stoltenberg.
"Di mana Rusia telah memodernisasi senjata nuklir, mengerahkan lebih banyak senjata nuklir—juga di High North—tetapi sekarang juga untuk pertama kalinya mengerahkan senjata secara permanen ke Belarusia."
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa negaranya telah mulai menerima pengiriman hulu ledak nuklir pertama Rusia, beberapa di antaranya lebih dari tiga kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada tahun 1945.
(mas)