Sebut Tel Aviv Sebagai Palestina, Pramugari Ryanair Dapat Peringatan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Seorang pramugari maskapai penerbangan Ryanair mendapat peringatan setelah menyebut penerbangan ke Tel Aviv mendarat di Palestina . Insiden tersebut juga memaksa CEO maskapai penerbangan itu meminta maaf.
Insiden itu terjadi pada penerbangan 10 Juni lalu dengan rute Bologna, Italia, ke Tel Aviv, Israel.
Insiden itu membuat organisasi hak asasi manusia Yahudi, Simon Wiesenthal Center (SWC), meminta CEO maskapai penerbangan menyelidiki hal tersebut. SWC melaporkan pramugari mengumumkan dalam bahasa Italia dan Inggris bahwa pesawat akan mendarat di "Palestina"
Atas kejadian tersebut CEO Ryanair Eddie Wilson meminta maaf dalam surat yang dikirimkan ke SWC.
“Saya sangat akrab dengan pekerjaan Simon Wiesenthal Center. Bukan kebijakan Ryanair (atau praktik kru kami) untuk menyebut Tel Aviv berada di negara lain selain Israel,” tulis surat Wilson kepada SWC seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Sabtu (17/6/2023).
Menurut surat itu, pramugari tersebut telah mendapat peringatan untuk memastikan kejadian itu tidak terulang lagi. Wilson juga mengatakan bahwa Ryanair 100% yakin bahwa kesalahan ini tidak disengaja tanpa nuansa atau niat politis.
Ryanair juga mengklaim penumpang mendamprat sang pramugari.
"Beberapa penumpang mengeluh di atas pesawat dan ketika kru menyadari apa yang telah diumumkan, anggota kru membuat PA kedua untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan ini," lanjut surat itu.
Lebih lanjut dikatakan bahwa polisi dipanggil untuk menemui pesawat yang mendarat di Tel Aviv setelah sejumlah kecil penumpang "terus bersikap kasar" terhadap awak pesawat meskipun telah meminta maaf.
Insiden itu terjadi pada penerbangan 10 Juni lalu dengan rute Bologna, Italia, ke Tel Aviv, Israel.
Insiden itu membuat organisasi hak asasi manusia Yahudi, Simon Wiesenthal Center (SWC), meminta CEO maskapai penerbangan menyelidiki hal tersebut. SWC melaporkan pramugari mengumumkan dalam bahasa Italia dan Inggris bahwa pesawat akan mendarat di "Palestina"
Atas kejadian tersebut CEO Ryanair Eddie Wilson meminta maaf dalam surat yang dikirimkan ke SWC.
“Saya sangat akrab dengan pekerjaan Simon Wiesenthal Center. Bukan kebijakan Ryanair (atau praktik kru kami) untuk menyebut Tel Aviv berada di negara lain selain Israel,” tulis surat Wilson kepada SWC seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Sabtu (17/6/2023).
Menurut surat itu, pramugari tersebut telah mendapat peringatan untuk memastikan kejadian itu tidak terulang lagi. Wilson juga mengatakan bahwa Ryanair 100% yakin bahwa kesalahan ini tidak disengaja tanpa nuansa atau niat politis.
Ryanair juga mengklaim penumpang mendamprat sang pramugari.
"Beberapa penumpang mengeluh di atas pesawat dan ketika kru menyadari apa yang telah diumumkan, anggota kru membuat PA kedua untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan ini," lanjut surat itu.
Lebih lanjut dikatakan bahwa polisi dipanggil untuk menemui pesawat yang mendarat di Tel Aviv setelah sejumlah kecil penumpang "terus bersikap kasar" terhadap awak pesawat meskipun telah meminta maaf.