Intelijen AS Indikasikan Rusia Dalang Serangan Bendungan Kakhovka
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Intelijen Amerika Serikat (AS) "condong ke arah" menyalahkan Rusia sebagai biang keladi di balik serangan terhadap bendungan utama Kakhovka di Ukraina selatan, yang mana Kiev dan Moskow saling menyalahkan, seperti dilaporkan NBC News.
"Pemerintahan Biden sedang bekerja untuk mendeklasifikasi beberapa intelijennya dan membagikannya - dengan motif yang masih dinilai," lapor NBC News yang dikutip dari Al Arabiya, Kamis (8/6/2023).
Bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, yang berada di daerah yang diduduki Rusia, runtuh pada hari Selasa, membanjiri desa-desa terdekat, merusak tanaman, dan mengorbankan cadangan air minum.
Rusia dan Ukraina telah memulai operasi evakuasi untuk memindahkan orang dari daerah banjir. Kedua belah pihak saling menyalahkan dengan tuduhan sengaja menyerang bendungan.
Di PBB, Kiev dan Moskow bertukar tuduhan pihak yang bersalah atas peristiwa itu, sementara AS menyatakan serangan terhadap bendungan itu adalah hasil dari perang Rusia di Ukraina.
“Rusia yang memulai perang ini, Rusia yang menduduki wilayah Ukraina ini, dan pasukan Rusia yang mengambil alih bendungan secara ilegal tahun lalu dan telah menempati sejak saat itu,” ucap Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, kepada Dewan Keamanan PBB.
"Sementara penyelidikan sedang berlangsung, saya akan mengatakan lagi: Krisis kemanusiaan, pertanian, energi, dan lingkungan terbaru bahkan tidak akan ada jika Rusia tidak melancarkan perang brutalnya melawan Ukraina," dia menambahkan.
Sedangkan Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan Rusia meledakkan bom perusak lingkungan massal, yang telah menyebabkan bencana buatan manusia terbesar di Eropa dalam beberapa dekade.
Dia menyebut serangan bendungan sebagai tindakan teroris sebagai bagian dari taktik bumi hangus Moskow.
“Ledakan bendungan HPP Kakhovka adalah tindakan terorisme ekologi dan teknologi, bencana teknologi terbesar di Eropa dalam beberapa dekade terakhir, dan contoh lainnya genosida Rusia terhadap Ukraina,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menuduh Ukraina bertanggung jawab atas serangan terhadap bendungan tersebut.
"Serangan sabotase yang disengaja Kiev terhadap fasilitas infrastruktur vital sangat berbahaya dan, pada dasarnya, dapat masuk dalam kategori kejahatan perang atau serangan teror," kata Nebenzia.
Utusan Rusia itu mengklaim bahwa pejabat tinggi militer Ukraina telah mengumumkan rencana untuk menghancurkan bendungan itu pada tahun 2022.
“Saya menggarisbawahi bahwa pada awal tahun lalu, para pemimpin militer Ukraina secara terbuka menyatakan siap untuk meledakkan bendungan untuk mendapatkan beberapa keuntungan militer,” ujarnya.
"Pemerintahan Biden sedang bekerja untuk mendeklasifikasi beberapa intelijennya dan membagikannya - dengan motif yang masih dinilai," lapor NBC News yang dikutip dari Al Arabiya, Kamis (8/6/2023).
Bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, yang berada di daerah yang diduduki Rusia, runtuh pada hari Selasa, membanjiri desa-desa terdekat, merusak tanaman, dan mengorbankan cadangan air minum.
Rusia dan Ukraina telah memulai operasi evakuasi untuk memindahkan orang dari daerah banjir. Kedua belah pihak saling menyalahkan dengan tuduhan sengaja menyerang bendungan.
Di PBB, Kiev dan Moskow bertukar tuduhan pihak yang bersalah atas peristiwa itu, sementara AS menyatakan serangan terhadap bendungan itu adalah hasil dari perang Rusia di Ukraina.
“Rusia yang memulai perang ini, Rusia yang menduduki wilayah Ukraina ini, dan pasukan Rusia yang mengambil alih bendungan secara ilegal tahun lalu dan telah menempati sejak saat itu,” ucap Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, kepada Dewan Keamanan PBB.
"Sementara penyelidikan sedang berlangsung, saya akan mengatakan lagi: Krisis kemanusiaan, pertanian, energi, dan lingkungan terbaru bahkan tidak akan ada jika Rusia tidak melancarkan perang brutalnya melawan Ukraina," dia menambahkan.
Sedangkan Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan Rusia meledakkan bom perusak lingkungan massal, yang telah menyebabkan bencana buatan manusia terbesar di Eropa dalam beberapa dekade.
Dia menyebut serangan bendungan sebagai tindakan teroris sebagai bagian dari taktik bumi hangus Moskow.
“Ledakan bendungan HPP Kakhovka adalah tindakan terorisme ekologi dan teknologi, bencana teknologi terbesar di Eropa dalam beberapa dekade terakhir, dan contoh lainnya genosida Rusia terhadap Ukraina,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menuduh Ukraina bertanggung jawab atas serangan terhadap bendungan tersebut.
"Serangan sabotase yang disengaja Kiev terhadap fasilitas infrastruktur vital sangat berbahaya dan, pada dasarnya, dapat masuk dalam kategori kejahatan perang atau serangan teror," kata Nebenzia.
Utusan Rusia itu mengklaim bahwa pejabat tinggi militer Ukraina telah mengumumkan rencana untuk menghancurkan bendungan itu pada tahun 2022.
“Saya menggarisbawahi bahwa pada awal tahun lalu, para pemimpin militer Ukraina secara terbuka menyatakan siap untuk meledakkan bendungan untuk mendapatkan beberapa keuntungan militer,” ujarnya.
(ian)