Zelensky: Ukraina Akan Terima Jet Tempur F-16 dalam Jumlah Signifikan
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan selama konferensi pers bahwa Ukraina akan menerima jet tempur F-16 dalam jumlah signifikan.
Pengumuman itu dibuat setelah Ukraina berdiskusi dengan mitra Eropa-nya.
"Saya sangat senang menerima informasi tersebut, saya mengalami hari yang beruntung. Biasanya, kami harus bernegosiasi untuk satu atau dua sekaligus, tetapi sekarang kami menerima tawaran yang signifikan," kata Zelensky, yang dilansir Suspilne, Selasa (6/6/2023).
Presiden Zelensky menambahkan bahwa kesepakatan itu masih memerlukan persetujuan dari Amerika Serikat (AS), yang memproduksi F-16, dan tidak ada detail atau spesifik yang diungkapkan saat ini.
Inggris dan Belanda pada 17 Mei sepakat membangun "koalisi jet tempur" untuk memberi Ukraina pesawat F-16 dan melatih pilot Ukraina. Saat ini, inisiatif tersebut mencakup delapan negara Eropa dan AS.
Zelensky berharap untuk menjadikan koalisi resmi dengan nama "Perisai Langit Ukraina" selama pertemuan puncak atau KTT Rammstein berikutnya dari Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan jet tempur F-16 buatan AS dapat mengakomodasi senjata nuklir dan memperingatkan bahwa memasok Kyiv dengan mereka akan meningkatkan konflik lebih lanjut.
"Kita harus ingat bahwa salah satu modifikasi F-16 dapat mengakomodasi senjata nuklir," kata Lavrov dalam pidatonya di sebuah pangkalan militer di Dushanbe di Tajikistan, menurut sebuah transkrip yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Jika mereka tidak memahami ini, maka mereka tidak berharga sebagai ahli strategi dan perencana militer," papar Lavrov.
Zelensky telah lama meminta jet tempur F-16, mengatakan penampilan mereka dengan pilot Ukraina akan menjadi sinyal pasti dari dunia bahwa invasi Rusia akan berakhir dengan kekalahan.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada para pemimpin G7 bulan lalu bahwa Washington mendukung program pelatihan sekutu bersama untuk pilot Ukraina pada pesawat tempur F-16.
Namun Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan belum ada keputusan akhir tentang pengiriman pesawat Amerika.
Pengumuman itu dibuat setelah Ukraina berdiskusi dengan mitra Eropa-nya.
"Saya sangat senang menerima informasi tersebut, saya mengalami hari yang beruntung. Biasanya, kami harus bernegosiasi untuk satu atau dua sekaligus, tetapi sekarang kami menerima tawaran yang signifikan," kata Zelensky, yang dilansir Suspilne, Selasa (6/6/2023).
Presiden Zelensky menambahkan bahwa kesepakatan itu masih memerlukan persetujuan dari Amerika Serikat (AS), yang memproduksi F-16, dan tidak ada detail atau spesifik yang diungkapkan saat ini.
Inggris dan Belanda pada 17 Mei sepakat membangun "koalisi jet tempur" untuk memberi Ukraina pesawat F-16 dan melatih pilot Ukraina. Saat ini, inisiatif tersebut mencakup delapan negara Eropa dan AS.
Zelensky berharap untuk menjadikan koalisi resmi dengan nama "Perisai Langit Ukraina" selama pertemuan puncak atau KTT Rammstein berikutnya dari Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan jet tempur F-16 buatan AS dapat mengakomodasi senjata nuklir dan memperingatkan bahwa memasok Kyiv dengan mereka akan meningkatkan konflik lebih lanjut.
"Kita harus ingat bahwa salah satu modifikasi F-16 dapat mengakomodasi senjata nuklir," kata Lavrov dalam pidatonya di sebuah pangkalan militer di Dushanbe di Tajikistan, menurut sebuah transkrip yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Jika mereka tidak memahami ini, maka mereka tidak berharga sebagai ahli strategi dan perencana militer," papar Lavrov.
Zelensky telah lama meminta jet tempur F-16, mengatakan penampilan mereka dengan pilot Ukraina akan menjadi sinyal pasti dari dunia bahwa invasi Rusia akan berakhir dengan kekalahan.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada para pemimpin G7 bulan lalu bahwa Washington mendukung program pelatihan sekutu bersama untuk pilot Ukraina pada pesawat tempur F-16.
Namun Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan belum ada keputusan akhir tentang pengiriman pesawat Amerika.
(mas)