Satu Bulan Perang Sudan, Belum Ada Tanda-tanda Pertempuran Berakhir

Senin, 15 Mei 2023 - 23:55 WIB
loading...
Satu Bulan Perang Sudan, Belum Ada Tanda-tanda Pertempuran Berakhir
Satu Bulan Perang Sudan, Belum Ada Tanda-tanda Pertempuran Berakhir. FOTO/Reuters
A A A
KHARTOUM - Satu bulan sejak konflik di Sudan meletus, ibu kota Khartoum telah menjadi zona perang yang sunyi. Keluarga-keluarga yang diteror berkerumun di rumah saat baku tembak berkecamuk, sementara wilayah Darfur barat telah jatuh ke dalam kekacauan yang mematikan.

Penduduk Khartoum telah mengalami berminggu-minggu kekurangan makanan dan pasokan dasar, pemadaman listrik, pemadaman komunikasi, dan inflasi yang tak terkendali. Sebelumnya, ibu kota yang berpenduduk 5 juta jiwa itu adalah tempat yang relatif stabil.



Seperti dilaporkan AFP, kini nampak pesawat hangus tergeletak di landasan bandara, kedutaan asing ditutup dan rumah sakit, bank, toko, serta gudang gandum telah dijarah oleh penjarah.

“Kekerasan juga terjadi lagi di El Geneina, ibu kota negara bagian Darfur Barat, menyebabkan ratusan orang tewas dan sistem kesehatan hancur total," kata seorang petugas medis.

Pertempuran berlanjut pada Senin (15/5/2023) pagi, dengan ledakan keras terdengar di seluruh Khartoum dan asap tebal mengepul di langit. Sementara pesawat tempur menembakkan tembakan anti-pesawat, menurut saksi mata.

"Situasinya semakin buruk dari hari ke hari," kata seorang warga Khartoum selatan berusia 37 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya. "Orang-orang semakin takut karena kedua belah pihak menjadi semakin kejam," lanjutnya.



Pertempuran pecah pada 15 April antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter. Apa yang tersisa dari pemerintah telah mundur ke Port Sudan sekitar 850 km jauhnya, pusat evakuasi massal.

Sekitar 1.000 orang tewas dalam pertempuran itu, terutama di dalam dan sekitar Khartoum serta negara bagian Darfur Barat yang porak poranda, menurut petugas medis.

Kekerasan pada hari Jumat dan Sabtu saja di El Geneina menewaskan sedikitnya 280 orang, menurut serikat dokter Sudan, yang mengutip "kesulitan dalam mensurvei semua korban".

"Masih ada penembakan hebat pada hari Minggu yang menghantam rumah saya, merusak sebagian dan melukai salah satu saudara perempuan saya," kata seorang warga El Geneina. "Rumah-rumah lain di sekitar kami hancur total," tambahnya.



Dalam langkah terbaru mereka, Burhan menyatakan bahwa dia membekukan aset RSF, sementara Daglo mengancam dalam rekaman audio bahwa panglima militer akan "dibawa ke pengadilan dan digantung" di lapangan umum.

Sudan memiliki sejarah panjang kudeta militer, tetapi harapan telah meningkat setelah protes massa menyebabkan penggulingan orang kuat yang didukung Islam Omar al-Bashir pada 2019, diikuti oleh transisi yang goyah menuju pemerintahan sipil.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2115 seconds (0.1#10.140)