Bak Sport Jantung, Pria Tua Ini Tak Sengaja Terlontar dari Jet Tempur
loading...
A
A
A
PARIS - Seorang pria 64 tahun dari kalangan sipil di Prancis mendapat kejutan dari temannya untuk naik pesawat jet tempur Dasault Rafale B. Namun, dalam penerbangan kejutan itu dia tak sengaja menekan tombol yang membuatnya terlontar dari jet tempur.
Pria tua yang merupakan eksekutif sebuah perusahaan pertahanan tersebuit tidak memiliki pengalaman untuk terbang dengan jet tempur. Bisa dibayangkan bagaimana shock-nya dia ketika tiba-tiba terlontar keluar dari jet tempur yang melesat lebih dari 500 km/jam (320 mph).
Insiden ini memicu penyelidikan militer Prancis. Penyelidik kecelakaan udara menemukan serangkaian kesalahan menjelang insiden itu, termasuk peringatan medis yang diabaikan bahwa penumpang tidak boleh merasakan kekuatan 3.7g yang dihasilkan oleh lepas landas, dan tali tempat duduk longgar yang memungkinkannya melayang. Dia juga kehilangan helmnya saat terlontar.
Menurut para penyelidik, pria tua tersebut mengaku tidak pernah menyatakan keinginannya untuk terbang dengan jet tempur dan tidak memiliki pengalaman penerbangan militer sebelumnya. Bak sport jantung, jantung pria itu berpacu antara 120 hingga 145 detak per menit. Penerbangan itu adalah hadiah kejutan dari rekan kerja dan dia merasa dia tidak bisa menolak.
Laporan kecelakaan udara, yang diterbitkan dalam laporan tertanggal 6 April, mendapati pria itu mengeluarkan dirinya ketika jet Dassault Rafale B dua kursi duduk mencapai sekitar 1.300 kaki (400 meter). Insiden itu terjadi beberapa detik setelah terbang dari Pangkalan Udara Saint-Dizier di Prancis timur laut pada bulan Maret 2019.
Parasutnya dikerahkan. Dia memiliki area pendaratan yang relatif lunak di lapangan terdekat sehingga bisa menghindari cedera serius. Meski demikian, dia tetap dibawa ke rumah sakit.
Pilot pesawat mencegah dirinya terlontar secara otomatis dan mampu mendaratkan pesawat di landasan pacu meskipun kanopi kokpit hilang.
Mengutip The Guardian, Selasa (14/4/2020), investigasi atas penerbangan demonstrasi itu terus berlanjut. Penyelidikan militer tidak merinci identitas pilot maupun penumpang sipil yang terlontar.
Pria tua yang merupakan eksekutif sebuah perusahaan pertahanan tersebuit tidak memiliki pengalaman untuk terbang dengan jet tempur. Bisa dibayangkan bagaimana shock-nya dia ketika tiba-tiba terlontar keluar dari jet tempur yang melesat lebih dari 500 km/jam (320 mph).
Insiden ini memicu penyelidikan militer Prancis. Penyelidik kecelakaan udara menemukan serangkaian kesalahan menjelang insiden itu, termasuk peringatan medis yang diabaikan bahwa penumpang tidak boleh merasakan kekuatan 3.7g yang dihasilkan oleh lepas landas, dan tali tempat duduk longgar yang memungkinkannya melayang. Dia juga kehilangan helmnya saat terlontar.
Menurut para penyelidik, pria tua tersebut mengaku tidak pernah menyatakan keinginannya untuk terbang dengan jet tempur dan tidak memiliki pengalaman penerbangan militer sebelumnya. Bak sport jantung, jantung pria itu berpacu antara 120 hingga 145 detak per menit. Penerbangan itu adalah hadiah kejutan dari rekan kerja dan dia merasa dia tidak bisa menolak.
Laporan kecelakaan udara, yang diterbitkan dalam laporan tertanggal 6 April, mendapati pria itu mengeluarkan dirinya ketika jet Dassault Rafale B dua kursi duduk mencapai sekitar 1.300 kaki (400 meter). Insiden itu terjadi beberapa detik setelah terbang dari Pangkalan Udara Saint-Dizier di Prancis timur laut pada bulan Maret 2019.
Parasutnya dikerahkan. Dia memiliki area pendaratan yang relatif lunak di lapangan terdekat sehingga bisa menghindari cedera serius. Meski demikian, dia tetap dibawa ke rumah sakit.
Pilot pesawat mencegah dirinya terlontar secara otomatis dan mampu mendaratkan pesawat di landasan pacu meskipun kanopi kokpit hilang.
Mengutip The Guardian, Selasa (14/4/2020), investigasi atas penerbangan demonstrasi itu terus berlanjut. Penyelidikan militer tidak merinci identitas pilot maupun penumpang sipil yang terlontar.
(min)