Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei: Bahkan 1 Tentara AS di Irak Terlalu Banyak
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Sabtu (29/4/2023) mengatakan kehadiran bahkan satu tentara Amerika Serikat (AS) di Irak "terlalu banyak".
Dia mengulangi seruannya untuk pengusiran mereka, menurut laporan Anadolu Agency.
Khamenei membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Presiden Irak Abdul Latif Rashid, yang melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Teheran sejak menjabat pada Oktober tahun lalu.
Menurut pernyataan kantornya, pemimpin tertinggi Iran mengatakan kepada pejabat Irak yang berkunjung bahwa AS "bukan teman siapa pun," dan bahkan tidak setia kepada orang Eropa.
Menyerukan perluasan kerja sama bilateral antara Teheran dan Baghdad, Khamenei mengatakan ada "musuh sengit" untuk hubungan yang lebih kuat antara kedua negara.
Sebelumnya pada hari itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengadakan pembicaraan tingkat delegasi dengan presiden Irak yang diikuti dengan konferensi pers bersama.
Raisi mengatakan Iran menganggap kehadiran pasukan asing di kawasan itu sebagai sumber ketidakamanan.
Dia menambahkan bahwa kesepakatan kerja sama keamanan telah dicapai antara kedua belah pihak.
"Hubungan kami dengan Irak didasarkan pada kepentingan bersama," ujar Raisi. "Orang Amerika memikirkan kepentingan mereka, bukan kepentingan negara di kawasan."
Iran telah berulang kali menyerukan pengusiran pasukan koalisi pimpinan AS dari Irak, terutama sejak komandan militer Iran Qassem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada Januari 2020.
AS, pada gilirannya, menuduh kelompok-kelompok milisi yang terkait dengan Iran melakukan serangan terhadap fasilitas dan konvoi Amerika di Irak.
Dia mengulangi seruannya untuk pengusiran mereka, menurut laporan Anadolu Agency.
Khamenei membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Presiden Irak Abdul Latif Rashid, yang melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Teheran sejak menjabat pada Oktober tahun lalu.
Menurut pernyataan kantornya, pemimpin tertinggi Iran mengatakan kepada pejabat Irak yang berkunjung bahwa AS "bukan teman siapa pun," dan bahkan tidak setia kepada orang Eropa.
Menyerukan perluasan kerja sama bilateral antara Teheran dan Baghdad, Khamenei mengatakan ada "musuh sengit" untuk hubungan yang lebih kuat antara kedua negara.
Sebelumnya pada hari itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengadakan pembicaraan tingkat delegasi dengan presiden Irak yang diikuti dengan konferensi pers bersama.
Raisi mengatakan Iran menganggap kehadiran pasukan asing di kawasan itu sebagai sumber ketidakamanan.
Dia menambahkan bahwa kesepakatan kerja sama keamanan telah dicapai antara kedua belah pihak.
"Hubungan kami dengan Irak didasarkan pada kepentingan bersama," ujar Raisi. "Orang Amerika memikirkan kepentingan mereka, bukan kepentingan negara di kawasan."
Iran telah berulang kali menyerukan pengusiran pasukan koalisi pimpinan AS dari Irak, terutama sejak komandan militer Iran Qassem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada Januari 2020.
AS, pada gilirannya, menuduh kelompok-kelompok milisi yang terkait dengan Iran melakukan serangan terhadap fasilitas dan konvoi Amerika di Irak.
(sya)