Rusia: Tuntutan Tidak Realistis Ukraina Penghalang Negosiasi Perdamaian

Kamis, 27 April 2023 - 13:17 WIB
loading...
Rusia: Tuntutan Tidak...
Rusia menyebut tuntutan tidak realistis Ukraina penghalang negosiasi perdamaian. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia , Maria Zakharova mengatakan, tuntutan tidak realistis Ukraina menghalangi negosiasi perdamaian. Pernyataan itu dilontarkannya menanggapi pertanyaan tentang panggilan telepon antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden China Xi Jinping.

Kedua pemimpin itu melakukan pembicaraan untuk pertama kalinya sejak Rusia meluncurkan operasi militernya di negara tetangga pada Februari 2022 pada Rabu kemarin.

Zakharova memuji Beijing atas upayanya untuk membantu memulai kembali negosiasi yang berarti. Dia mengatakan visi Rusia dan China untuk jalan menuju perdamaian secara luas satu sama lain selaras.

“Masalahnya bukan terletak pada kurangnya rencana yang baik,” kata Zakharova.



"Rezim Kiev sejauh ini belum menerima inisiatif yang masuk akal yang ditujukan untuk penyelesaian politik dan diplomatik dari krisis Ukraina. Kesepakatan sesekali untuk mengadakan negosiasi dikaitkan dengan ultimatum dengan tuntutan yang jelas tidak realistis," tuturnya seperti dikutip dari RT, Kamis (27/4/2023).

Zakharova dengan tegas menyalahkan Kiev atas gagalnya negosiasi musim semi lalu ketika tim Rusia dan Ukraina mengadakan beberapa putaran pertemuan. Sementara itu, Kiev telah berulang kali mengatakan bahwa negosiasi dapat dilanjutkan hanya setelah Rusia menyerahkan wilayahnya yang baru saja digabungkan. Moskow menyebut tuntutan seperti itu tidak dapat diterima.

Crimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia setelah kudeta tahun 2014 di Kiev. Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, melakukan hal yang sama setelah mengadakan referendum tentang masalah tersebut pada bulan September.



Pada bulan Oktober, Zelensky menandatangani sebuah dekrit yang menyatakan ketidakmungkinan melakukan negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)