Pemimpin Hamas Terancam Dibunuh, Pejuang Perlawanan: Israel akan Bayar Harganya!
loading...
A
A
A
Juru bicara militer untuk Brigade Mujahidin juga memperingatkan musuh dan tentaranya bahwa sikap diam bukanlah jawaban atas pembunuhan mereka dan pendudukan akan membayar mahal.
Juru bicara tersebut menekankan ancaman musuh untuk menggunakan kebijakan pembunuhan adalah upaya putus asa untuk memperbaiki citranya, yang telah dihancurkan oleh perlawanan bersatu dalam pertempuran mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan para pembela yang teguh.
Sementara itu, Hassan Khreisheh, wakil Dewan Legislatif Palestina (PLC) mengatakan saling ketergantungan front perlawanan di Tepi Barat, Gaza, Lebanon, dan Suriah, dan penerapannya di lapangan telah mengacaukan pendudukan Israel.
Situasi itu mendorong Israel mengancam pembunuhan untuk menyelamatkan muka di hadapan para penontonnya.
Dia menambahkan para pemimpin perlawanan telah berhasil memaksakan persamaan baru pada pendudukan bahwa setiap serangan terhadap Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina akan ditanggapi dari berbagai lini.
Khreisheh juga menunjukkan Israel menganggap Syekh Saleh al-Arouri (Wakil Kepala Biro Politik Hamas) bertanggung jawab atas upaya menyatukan front dan perlawanan di berbagai sumbu.
Dia menekankan Al-Arouri dan semua pemimpin perlawanan adalah "proyek kesyahidan dan tidak takut apa pun karena mereka telah memilih jalan ini."
Namun, dia menyerukan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap pengkhianatan Israel.
Al-Arouri berasal dari desa Arura, distrik Ramallah. Dia adalah wakil kepala Biro Politik Hamas dan berkontribusi pada pembentukan Brigade Al-Qassam di Tepi Barat dan menghabiskan hampir 18 tahun di penjara Israel.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Juru bicara tersebut menekankan ancaman musuh untuk menggunakan kebijakan pembunuhan adalah upaya putus asa untuk memperbaiki citranya, yang telah dihancurkan oleh perlawanan bersatu dalam pertempuran mempertahankan Masjid Al-Aqsa dan para pembela yang teguh.
Sementara itu, Hassan Khreisheh, wakil Dewan Legislatif Palestina (PLC) mengatakan saling ketergantungan front perlawanan di Tepi Barat, Gaza, Lebanon, dan Suriah, dan penerapannya di lapangan telah mengacaukan pendudukan Israel.
Situasi itu mendorong Israel mengancam pembunuhan untuk menyelamatkan muka di hadapan para penontonnya.
Dia menambahkan para pemimpin perlawanan telah berhasil memaksakan persamaan baru pada pendudukan bahwa setiap serangan terhadap Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina akan ditanggapi dari berbagai lini.
Khreisheh juga menunjukkan Israel menganggap Syekh Saleh al-Arouri (Wakil Kepala Biro Politik Hamas) bertanggung jawab atas upaya menyatukan front dan perlawanan di berbagai sumbu.
Dia menekankan Al-Arouri dan semua pemimpin perlawanan adalah "proyek kesyahidan dan tidak takut apa pun karena mereka telah memilih jalan ini."
Namun, dia menyerukan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap pengkhianatan Israel.
Al-Arouri berasal dari desa Arura, distrik Ramallah. Dia adalah wakil kepala Biro Politik Hamas dan berkontribusi pada pembentukan Brigade Al-Qassam di Tepi Barat dan menghabiskan hampir 18 tahun di penjara Israel.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(sya)