AS Desak Korut Batalkan Peluncuran Satelit Militer Pertama
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Korea Utara (Korut) membatalkan peluncuran satelit militer pertamanya.
AS menyarankan Korut dapat menggunakan proyek tersebut untuk memajukan program rudal balistiknya, meski mengklaim peluncuran uji coba apa pun akan melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Di bawah langkah-langkah sebelumnya yang diberlakukan oleh PBB, Korea Utara dilarang melakukan uji coba rudal,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada Yonhap News pada Kamis.
Dia menambahkan, “Kendaraan peluncuran luar angkasa (SLV) menggabungkan teknologi yang identik dengan, dan dapat dipertukarkan, dengan yang digunakan dalam rudal balistik.”
“Setiap peluncuran DPRK (Korut) yang menggunakan teknologi rudal balistik, yang akan mencakup SLV, melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB,” tambah pejabat itu.
Pyongyang pertama kali mengumumkan penyelesaian satelit pengintaian baru awal pekan ini, dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan peluncuran adalah prioritas utama militer dan dapat dilakukan pada akhir bulan.
"Kepemilikan satelit semacam itu adalah tugas utama yang harus dipenuhi untuk memperkuat angkatan bersenjata DPRK,” papar laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Satelit mata-mata diluncurkan segera setelah Korea Utara menguji senjata baru lainnya, rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat yang dijuluki Hwasong-18.
Menurut para pejabat, rudal itu akan membantu kemampuan serangan balik nuklir DPRK.
AS menyarankan Korut dapat menggunakan proyek tersebut untuk memajukan program rudal balistiknya, meski mengklaim peluncuran uji coba apa pun akan melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Di bawah langkah-langkah sebelumnya yang diberlakukan oleh PBB, Korea Utara dilarang melakukan uji coba rudal,” ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada Yonhap News pada Kamis.
Dia menambahkan, “Kendaraan peluncuran luar angkasa (SLV) menggabungkan teknologi yang identik dengan, dan dapat dipertukarkan, dengan yang digunakan dalam rudal balistik.”
“Setiap peluncuran DPRK (Korut) yang menggunakan teknologi rudal balistik, yang akan mencakup SLV, melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB,” tambah pejabat itu.
Pyongyang pertama kali mengumumkan penyelesaian satelit pengintaian baru awal pekan ini, dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan peluncuran adalah prioritas utama militer dan dapat dilakukan pada akhir bulan.
"Kepemilikan satelit semacam itu adalah tugas utama yang harus dipenuhi untuk memperkuat angkatan bersenjata DPRK,” papar laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Satelit mata-mata diluncurkan segera setelah Korea Utara menguji senjata baru lainnya, rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat yang dijuluki Hwasong-18.
Menurut para pejabat, rudal itu akan membantu kemampuan serangan balik nuklir DPRK.