Korsel Buka Peluang Persenjatai Ukraina, Rusia Ancam Kirim Senjata ke Korut
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia memperingatkan Korea Selatan (Korsel) agar tidak mengirim senjata ke Ukraina . Peringatan itu diberikan setelah Seoul membuka pintu untuk kemungkinan bantuan militer ke Kiev jika terjadi serangan sipil skala besar.
Sebagai sekutu Washington, Seoul sejauh ini mengesampingkan bantuan militer ke Ukraina. Sebaliknya, mereka telah memberikan bantuan kemanusiaann dan tidak mematikan.
Tetapi Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, membuka peluang memberikan bantuan militer kepada Ukraina saat berbicara kepada Reuters.
"Jika ada situasi yang tidak dapat dimaafkan oleh komunitas internasional, seperti serangan skala besar terhadap warga sipil mungkin sulit bagi kami untuk hanya menuntut dukungan kemanusiaan atau keuangan," katanya.
Kremlin pun bereaksi dengan mengatakan bahwa dimulainya pasokan senjata berarti keterlibatan tidak langsung dalam konflik Ukraina.
"Sayangnya Seoul telah mengambil sikap yang agak tidak bersahabat," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Awal pasokan senjata secara tidak langsung berarti tahap keterlibatan tertentu dalam konflik ini," tambahnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/4/2023).
Peringatan juga datang dari mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden antara 2008 dan 2012.
Sebagai sekutu Washington, Seoul sejauh ini mengesampingkan bantuan militer ke Ukraina. Sebaliknya, mereka telah memberikan bantuan kemanusiaann dan tidak mematikan.
Tetapi Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, membuka peluang memberikan bantuan militer kepada Ukraina saat berbicara kepada Reuters.
"Jika ada situasi yang tidak dapat dimaafkan oleh komunitas internasional, seperti serangan skala besar terhadap warga sipil mungkin sulit bagi kami untuk hanya menuntut dukungan kemanusiaan atau keuangan," katanya.
Kremlin pun bereaksi dengan mengatakan bahwa dimulainya pasokan senjata berarti keterlibatan tidak langsung dalam konflik Ukraina.
"Sayangnya Seoul telah mengambil sikap yang agak tidak bersahabat," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Awal pasokan senjata secara tidak langsung berarti tahap keterlibatan tertentu dalam konflik ini," tambahnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/4/2023).
Peringatan juga datang dari mantan pemimpin Rusia Dmitry Medvedev, yang menjabat sebagai presiden antara 2008 dan 2012.