AS Tangkap 2 Polisi Rahasia China di New York
loading...
A
A
A
NEW YORK CITY - Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat (AS) menangkap dua warga New York atas tuduhan mengoperasikan kantor polisi rahasia China di Manhattan.
Menurut departemen tersebut, mereka juga berusaha menyembunyikan bukti terkait dari FBI.
DOJ mengatakan "Harry" Lu Jianwang (61) dan Chen Jinping (59) ditangkap Senin pagi di rumah masing-masing di Bronx dan Manhattan.
Mereka didakwa dengan konspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah China dan menghalangi proses peradilan, menghadapi hukuman 25 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Menurut jaksa federal, kedua pria itu memiliki hubungan kepercayaan jangka panjang dengan Kementerian Keamanan Publik China (MPS), yang mereka bantu secara diam-diam membuka dan mengoperasikan kantor polisi MPS ilegal di wilayah AS.
Pos terdepan dari MPS cabang Fuzhou beroperasi dari gedung perkantoran di Pecinan Manhattan, hingga digerebek dan ditutup oleh FBI pada Oktober 2022.
“[Republik Rakyat China], melalui aparat keamanannya yang represif, mendirikan kehadiran fisik rahasia di New York City untuk memantau dan mengintimidasi para pembangkang dan mereka yang kritis terhadap pemerintahnya,” kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen dalam sebuah pernyataan di situs resmi DOJ, Selasa (18/4/2023).
"Tindakan ini jauh melampaui batas-batas perilaku negara-bangsa yang dapat diterima," lanjut pernyataan DOJ.
Pengacara AS Breon Peace, dari Distrik Timur New York, menyebut keberadaan kantor polisi rahasia itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Amerika. "Kantor itu tidak memiliki tempat di New York City atau komunitas Amerika mana pun," katanya.
DOJ menuduh Lu melakukan kegiatan represif di tanah AS atas nama China, seperti memimpin protes tahun 2015 terhadap anggota agama yang dilarang—kemungkinan besar Falun Gong— selama kunjungan Presiden Xi Jinping; dugaan pelecehan pada tahun 2018 terhadap seorang yang mengaku buronan agar kembali ke China; dan menemukan aktivis pro-demokrasi di California pada tahun 2022.
Sedangkan tuduhan menghalangi proses peradilan didasarkan pada klaim FBI bahwa Lu dan Chen telah menghapus percakapan dengan pejabat MPS dari ponsel yang disita otoritas AS selama penggerebekan Oktober 2022 di properti yang diduga sebagai kantor polisi rahasia China.
DOJ juga telah mengumumkan dua kasus terhadap total 44 warga negara China, menuduh mereka menggunakan internet untuk mengancam dan melecehkan para pembangkang China yang berlokasi di seluruh dunia, termasuk AS.
Menurut jaksa penuntut, 34 petugas MPS adalah bagian dari "troll farm" yang dijuluki "Kelompok Kerja Proyek Khusus 912".
Sepuluh lainnya, termasuk karyawan MPS dan Cyberspace Administration of China, juga didakwa dengan konspirasi yang melanggar hukum untuk mentransfer alat identifikasi. Semua tinggal di luar AS dan tetap bebas.
Menurut departemen tersebut, mereka juga berusaha menyembunyikan bukti terkait dari FBI.
DOJ mengatakan "Harry" Lu Jianwang (61) dan Chen Jinping (59) ditangkap Senin pagi di rumah masing-masing di Bronx dan Manhattan.
Mereka didakwa dengan konspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah China dan menghalangi proses peradilan, menghadapi hukuman 25 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Menurut jaksa federal, kedua pria itu memiliki hubungan kepercayaan jangka panjang dengan Kementerian Keamanan Publik China (MPS), yang mereka bantu secara diam-diam membuka dan mengoperasikan kantor polisi MPS ilegal di wilayah AS.
Pos terdepan dari MPS cabang Fuzhou beroperasi dari gedung perkantoran di Pecinan Manhattan, hingga digerebek dan ditutup oleh FBI pada Oktober 2022.
“[Republik Rakyat China], melalui aparat keamanannya yang represif, mendirikan kehadiran fisik rahasia di New York City untuk memantau dan mengintimidasi para pembangkang dan mereka yang kritis terhadap pemerintahnya,” kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen dalam sebuah pernyataan di situs resmi DOJ, Selasa (18/4/2023).
"Tindakan ini jauh melampaui batas-batas perilaku negara-bangsa yang dapat diterima," lanjut pernyataan DOJ.
Pengacara AS Breon Peace, dari Distrik Timur New York, menyebut keberadaan kantor polisi rahasia itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Amerika. "Kantor itu tidak memiliki tempat di New York City atau komunitas Amerika mana pun," katanya.
DOJ menuduh Lu melakukan kegiatan represif di tanah AS atas nama China, seperti memimpin protes tahun 2015 terhadap anggota agama yang dilarang—kemungkinan besar Falun Gong— selama kunjungan Presiden Xi Jinping; dugaan pelecehan pada tahun 2018 terhadap seorang yang mengaku buronan agar kembali ke China; dan menemukan aktivis pro-demokrasi di California pada tahun 2022.
Sedangkan tuduhan menghalangi proses peradilan didasarkan pada klaim FBI bahwa Lu dan Chen telah menghapus percakapan dengan pejabat MPS dari ponsel yang disita otoritas AS selama penggerebekan Oktober 2022 di properti yang diduga sebagai kantor polisi rahasia China.
DOJ juga telah mengumumkan dua kasus terhadap total 44 warga negara China, menuduh mereka menggunakan internet untuk mengancam dan melecehkan para pembangkang China yang berlokasi di seluruh dunia, termasuk AS.
Menurut jaksa penuntut, 34 petugas MPS adalah bagian dari "troll farm" yang dijuluki "Kelompok Kerja Proyek Khusus 912".
Sepuluh lainnya, termasuk karyawan MPS dan Cyberspace Administration of China, juga didakwa dengan konspirasi yang melanggar hukum untuk mentransfer alat identifikasi. Semua tinggal di luar AS dan tetap bebas.
(mas)