Uskup Senior Ukraina Mengaku Berada dalam Tahanan Rumah
loading...
A
A
A
KIEV - Pemimpin biara Kristen Ortodoks terbesar di Ukraina Metropolitan Pavel mengatakan dia berada di bawah tahanan rumah. Pengakuan itu menandai putaran terbaru dalam penumpasan agama di Kiev.
Metropolitan Pavel yang memiliki nama asli Pyotr Lebed adalah seorang uskup senior di Gereja Ortodoks Ukraina (UOC). Dia dituduh diduga memicu ketegangan agama.
Pemimpin agama yang menjabat sebagai kepala biara Kiev Pechersk Lavra sejak 1994 itu mengatakan kepada wartawan tentang penangkapannya pada Sabtu, dalam video yang dirilis jaringan berita Ukraina Vesti.
Sementara itu dinas keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, mengklaim mereka “telah mengumpulkan bukti yang kuat” bahwa uskup “menghasut permusuhan antaragama” dan “membenarkan agresi Rusia.”
Dua dakwaan potensial membawa hukuman penjara masing-masing hingga delapan tahun dan tiga tahun.
Pada Sabtu, media lokal melaporkan selama sidang di pengadilan Kiev, Pavel mengatakan dia merasa tidak enak badan, yang menyebabkan hakim menunda sidang hingga Senin.
SBU mengatakan Pavel "menghina perasaan religius orang Ukraina" dan "mencoba menciptakan sikap bermusuhan" terhadap anggota denominasi agama lain.
Rumah pemuka agama itu juga digerebek oleh agen SBU, dengan uskup dipanggil untuk diinterogasi, menurut UOC.
Metropolitan Pavel membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa dia selalu mengutuk operasi militer Moskow dan "membela tanah air saya".
Metropolitan Pavel yang memiliki nama asli Pyotr Lebed adalah seorang uskup senior di Gereja Ortodoks Ukraina (UOC). Dia dituduh diduga memicu ketegangan agama.
Pemimpin agama yang menjabat sebagai kepala biara Kiev Pechersk Lavra sejak 1994 itu mengatakan kepada wartawan tentang penangkapannya pada Sabtu, dalam video yang dirilis jaringan berita Ukraina Vesti.
Sementara itu dinas keamanan dalam negeri Ukraina, SBU, mengklaim mereka “telah mengumpulkan bukti yang kuat” bahwa uskup “menghasut permusuhan antaragama” dan “membenarkan agresi Rusia.”
Dua dakwaan potensial membawa hukuman penjara masing-masing hingga delapan tahun dan tiga tahun.
Pada Sabtu, media lokal melaporkan selama sidang di pengadilan Kiev, Pavel mengatakan dia merasa tidak enak badan, yang menyebabkan hakim menunda sidang hingga Senin.
SBU mengatakan Pavel "menghina perasaan religius orang Ukraina" dan "mencoba menciptakan sikap bermusuhan" terhadap anggota denominasi agama lain.
Rumah pemuka agama itu juga digerebek oleh agen SBU, dengan uskup dipanggil untuk diinterogasi, menurut UOC.
Metropolitan Pavel membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa dia selalu mengutuk operasi militer Moskow dan "membela tanah air saya".