Beijing Desak AS Berhenti Lakukan Provokasi di Laut China Selatan
loading...
A
A
A
BEIJING - Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) harus berhenti memprovokasi China di Laut China Selatan . Jika tidak, mereka akan memikul tanggung jawab atas potensi insiden. Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Pertahanan China, Tan Kefei, Kamis (30/3/2023).
Komentar tersebut merupakan tanggapan Tan terhadap kapal Angkatan Laut AS yang diduga berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai China di Laut China Selatan.
"Kami dengan tegas menuntut agar Amerika Serikat segera menghentikan provokasi semacam itu. Jika tidak, AS akan memikul tanggung jawab penuh atas semua konsekuensi serius dari potensi insiden yang mereka sebabkan," kata Kementerian Pertahanan China mengutip pernyataannya di WeChat, seperti dikutip dari TASS.
"Tentara Pembebasan Rakyat China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan nasional dan akan dengan tegas mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," Tan meyakinkan.
Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Milius lewat di dekat Kepulauan Paracel Jumat lalu. Petinggi China mengklaim bahwa kapal perang AS melakukan ini tanpa izin pemerintah China dan telah melanggar kedaulatan China.
Armada ke-7 AS menjawab dengan mengatakan dalam rilis berita bahwa kapal perusak AS telah bertindak sesuai dengan hukum internasional, saat melakukan operasi kebebasan navigasi (FONOP).
Beijing telah mempermasalahkan yurisdiksi teritorial beberapa pulau di Laut Cina Selatan di mana cadangan hidrokarbon yang besar ditemukan dengan Brunei, Vietnam, Malaysia. Wilayah yang paling disengketakan adalah Kepulauan Xisha, juga dikenal sebagai Kepulauan Paracel, Kepulauan Nansha atau Spratly, dan Pulau Huangyan.
Komentar tersebut merupakan tanggapan Tan terhadap kapal Angkatan Laut AS yang diduga berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai China di Laut China Selatan.
"Kami dengan tegas menuntut agar Amerika Serikat segera menghentikan provokasi semacam itu. Jika tidak, AS akan memikul tanggung jawab penuh atas semua konsekuensi serius dari potensi insiden yang mereka sebabkan," kata Kementerian Pertahanan China mengutip pernyataannya di WeChat, seperti dikutip dari TASS.
"Tentara Pembebasan Rakyat China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan nasional dan akan dengan tegas mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," Tan meyakinkan.
Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Milius lewat di dekat Kepulauan Paracel Jumat lalu. Petinggi China mengklaim bahwa kapal perang AS melakukan ini tanpa izin pemerintah China dan telah melanggar kedaulatan China.
Armada ke-7 AS menjawab dengan mengatakan dalam rilis berita bahwa kapal perusak AS telah bertindak sesuai dengan hukum internasional, saat melakukan operasi kebebasan navigasi (FONOP).
Beijing telah mempermasalahkan yurisdiksi teritorial beberapa pulau di Laut Cina Selatan di mana cadangan hidrokarbon yang besar ditemukan dengan Brunei, Vietnam, Malaysia. Wilayah yang paling disengketakan adalah Kepulauan Xisha, juga dikenal sebagai Kepulauan Paracel, Kepulauan Nansha atau Spratly, dan Pulau Huangyan.
(esn)