Seymour Hersh: Joe Biden Perintahkan Sabotase Pipa Nord Stream
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan sabotase pipa Nord Stream karena dia tidak senang dengan tingkat dukungan yang diberikan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz ke Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia. Demikian klaim terbaru jurnalis investigasi senior AS, Seymour Hersh.
Hersh pertama kali menuduh Washington menghancurkan jalur energi utama Eropa dalam sebuah artikel yang dirilis pada bulan Februari lalu. Sejak itu, ia pun terus melemparkan tuduhan termasuk dalam sebuah wawancara dengan surat kabar China Daily yang diterbitkan pada hari Jumat.
“Presiden (AS) takut Kanselir Scholz tidak ingin menempatkan lebih banyak senjata dan lebih banyak persenjataan (untuk maju ke Kiev). Itu saja. Saya tidak tahu apakah itu kemarahan atau hukuman, tetapi efek bersihnya adalah terputusnya sumber daya utama melalui Eropa Barat,” klaim Hersh seperti dikutip dari RT, Sabtu (25/3/2023).
Terlepas dari upaya AS untuk menyangkal keterlibatannya dalam serangan Nord Stream, Eropa sedang dalam krisis sekarang dan Biden akan menerima banyak kritik atas apa yang dia lakukan dalam beberapa bulan mendatang, jurnalis itu beragumen.
Pemenang Hadiah Pulitzer itu menuduh bahwa orang-orang yang awalnya diminta untuk melakukan pekerjaan penghancuran pipa dihubungi oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menjelang akhir tahun 2021.
"Tujuan awal peledakan Nord Stream 1 dan 2 adalah untuk memberi presiden (AS) opsi untuk mengatakan kepada Presiden (Rusia) Putin, 'Jika Anda berperang (di Ukraina), kami akan menghancurkan saluran pipa,'” klaim Hersh.
Pipa Nord Stream dibangun untuk mengirimkan gas Rusia ke Eropa melalui Jerman.
"Biden sendiri secara terbuka mengonfirmasi sikap itu, tetapi sayangnya, orang-orang di pers Barat sepertinya sudah lupa," kata jurnalis itu.
Hersh pertama kali menuduh Washington menghancurkan jalur energi utama Eropa dalam sebuah artikel yang dirilis pada bulan Februari lalu. Sejak itu, ia pun terus melemparkan tuduhan termasuk dalam sebuah wawancara dengan surat kabar China Daily yang diterbitkan pada hari Jumat.
“Presiden (AS) takut Kanselir Scholz tidak ingin menempatkan lebih banyak senjata dan lebih banyak persenjataan (untuk maju ke Kiev). Itu saja. Saya tidak tahu apakah itu kemarahan atau hukuman, tetapi efek bersihnya adalah terputusnya sumber daya utama melalui Eropa Barat,” klaim Hersh seperti dikutip dari RT, Sabtu (25/3/2023).
Terlepas dari upaya AS untuk menyangkal keterlibatannya dalam serangan Nord Stream, Eropa sedang dalam krisis sekarang dan Biden akan menerima banyak kritik atas apa yang dia lakukan dalam beberapa bulan mendatang, jurnalis itu beragumen.
Pemenang Hadiah Pulitzer itu menuduh bahwa orang-orang yang awalnya diminta untuk melakukan pekerjaan penghancuran pipa dihubungi oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menjelang akhir tahun 2021.
"Tujuan awal peledakan Nord Stream 1 dan 2 adalah untuk memberi presiden (AS) opsi untuk mengatakan kepada Presiden (Rusia) Putin, 'Jika Anda berperang (di Ukraina), kami akan menghancurkan saluran pipa,'” klaim Hersh.
Pipa Nord Stream dibangun untuk mengirimkan gas Rusia ke Eropa melalui Jerman.
"Biden sendiri secara terbuka mengonfirmasi sikap itu, tetapi sayangnya, orang-orang di pers Barat sepertinya sudah lupa," kata jurnalis itu.