Putri Kim Jong-un Pakai Jaket Rp24 Juta saat Nonton Uji Tembak Rudal

SEOUL - Kim Ju-ae, putri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un , mengenakan jaket tudung beludru mewah merek Christian Dior senilai £1.300 (lebih dari Rp24 juta) ketika menyaksikan uji tembak rudal.

Kim Ju-ae, yang diyakini berusia sekitar 10 tahun, difoto bersama ayahnya di lokasi uji coba misil Korea Utara pada 16 Maret. Foto itu telah dirilis Korean Central News Agency (KCNA), media milik pemerintah Korea Utara.

Orang-orang di sekitar Kim Jong-ae memperhatikan hoodie bermotif mewahnya saat dia menyaksikan uji tembak rudal balistik antarbenua Hwasong-17 di Bandara Internasional Pyongyang.



Media Korea Selatan, The Choson Ilbo, melaporkan bahwa Kim Ju-ae terlihat mengenakan hoodie dengan harga empat digit tetapi tidak jelas apakah itu palsu atau tidak.

Foto/Dior

Namun, jika itu Christian Dior asli, berarti Kim Ju-ae mengenakan jaket yang harganya melebihi pendapatan per kapita di Korea Utara karena harganya £1.300 di situs web Inggris.

"Jaket berkerudung menghormati warisan House dengan motif Cannage yang ikonik," kata Christian Dior di halaman produk jaket.

Ibu Kim Ju-ae, Ri Sol-ju, dikenal karena selera kemewahannya dan dia pernah difoto membawa dompet mewah yang terlihat seperti merek Christian Dior dan Chanel.

Konsumsi oleh keluarga penguasa itu bertentangan dengan ideologi sosialis Korea Utara dan secara resmi dilarang di bawah sanksi PBB, tetapi anggota elite Korea Utara terus menentang sanksi tersebut.

“Orang luar cenderung menganggap mode di Korea Utara lusuh dan ketinggalan zaman, tetapi elite Korea Utara selalu mengikuti tren gaya baru,” kata Joung Eun-lee, seorang peneliti di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional di Seoul, kepada Washington Post, Sabtu (25/3/2023).

Sejak November, Kim Ju-ae telah tampil tujuh kali di depan umum dan Korea Utara juga mengeluarkan prangko yang menggambarkan dia dan ayahnya pada uji tembak rudal balistik antarbenua.

Banyak yang mengira dia adalah calon pengganti Kim Jong-un.

Harga pakaiannya yang mahal sangat kontras dengan kondisi di mana warga Korea Utara saat ini hidup saat mereka menghadapi kelaparan.

Citra satelit dari otoritas Korea Selatan menunjukkan bahwa Korea Utara menghasilkan 180.000 ton lebih sedikit makanan pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.

Pada bulan Juni, Program Pangan Dunia mengemukakan kekhawatiran bahwa kondisi cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir dapat mengurangi produksi tanaman musim dingin dan musim semi.

Harga jagung telah naik 20% pada awal tahun 2023 dan negara ini menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Beberapa ahli mengatakan negara itu telah mencapai titik terburuk sejak kelaparan tahun 1990-an yang dikenal sebagai "Arduous March" yang menyebabkan kelaparan massal dan menewaskan ratusan ribu orang.