Perusahaan Ini Beri Bonus Senilai Gaji 5 Tahun pada 3.100 Karyawannya
loading...
A
A
A
TAIPEI - Perusahaan yang mengoperasikan kapal kontainer raksasa Ever Given memberikan bonus senilai gaji lima tahun kepada sekitar 3.100 karyawannya.
Kapal tersebut, yang dioperasikan perusahaan Evergreen Marine yang berbasis di Taiwan, pernah menjadi berita utama dunia ketika kandas secara dramatis di Terusan Suez pada 2021.
Evergreen Marine telah dibanjiri banyak uang sehingga memberikan bonus besar-besaran kepada ribuan pekerjanya.
Bumper gaji tahun ini diharapkan sebesar 10 hingga 11 bulan dari gaji pekerja tahun 2022.
Dikombinasikan dengan bonus 50 bulan yang sangat besar yang diberikan pada Desember lalu, para pekerja mendapatkan gaji sekitar lima tahun dalam bentuk bonus saja.
Pihak Evergreen mengatakan bonus akan didistribusikan sesuai dengan kinerja masing-masing pekerja.
Menurut situs web pekerjaan Comparably, gaji tahunan di Evergreen dapat berkisar antara NTD914.772 hingga NTD3,4 juta (Rp1,7 miliar).
Evergreen menghasilkan NTD334,2 miliar untuk tahun keuangan yang berakhir pada 2022. Menurut laporan The Straits Times, Senin (20/3/2023), itu adalah lonjakan laba sekitar 39,82 persen, terutama karena pertumbuhan permintaan barang konsumen selama pandemi Covid-19 dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Menurut laporan tersebut, putaran bonus terakhir menguras keuangan perusahaan sekitar NTD1,92 miliar.
Para pengguna media sosial di Taiwan ramai menanggapi berita tersebut, dengan salah satunya merasa "sangat iri".
Tetapi masa-masa indah bagi perusahaan itu mungkin akan segera berakhir.
Analis Bloomberg Intelligence, Kenneth Loh dan Eric Zhu, memperingatkan pada bulan Maret ini bahwa perusahaan mencari harga yang lebih murah untuk pengiriman.
“Kami melihat indikasi bahwa semakin banyak klien mencoba untuk menegosiasikan ulang kontrak jangka panjang mereka dengan Evergreen, yang dapat menurunkan tarif pengiriman kontrak jangka panjang yang merupakan kunci profitabilitas,” tulis mereka.
Itu pada gilirannya bisa menekan keuntungan di perusahaan.
Nama Evergreen terpampang di halaman depan media-media internasional pada tahun 2021 ketika kapal kontainer Ever Given yang mereka operasikan memblokir Terusan Suez selama enam hari.
Insiden itu menghambat ratusan kapal yang ingin melewati jalan pintas kritis melalui Mesir—yang berarti kapal-kapal tersebut harus berputar selama berhari-hari atau melakukan perjalanan jauh mengelilingi Afrika.
Pihak Evergreen menolak menanggapi lebih lanjut permintaan komentar yang diajukan wartawan terkait kebijakan bagi-bagi bonus tersebut.
Profesor Cheng Chih-yu, pakar kebijakan tenaga kerja di Universitas Nasional Chengchi di Taipei, mengatakan bonus berpotensi sangat diperhitungkan dalam total kompensasi karyawan.
Itu sangat penting mengingat upah di Taiwan secara praktis tetap beku selama bertahun-tahun.
“Beberapa perusahaan memilih untuk memberikan gaji tetap bulanan yang rendah selama bertahun-tahun dan memberi penghargaan kepada karyawan dengan bonus yang lebih besar, karena itu menghemat uang mereka secara keseluruhan,” katanya kepada The Straits Times.
“Jika mereka menaikkan gaji bulanan, maka mereka harus membayar lebih dalam jangka panjang untuk rencana asuransi dan pensiun pekerja.”
Kapal tersebut, yang dioperasikan perusahaan Evergreen Marine yang berbasis di Taiwan, pernah menjadi berita utama dunia ketika kandas secara dramatis di Terusan Suez pada 2021.
Evergreen Marine telah dibanjiri banyak uang sehingga memberikan bonus besar-besaran kepada ribuan pekerjanya.
Bumper gaji tahun ini diharapkan sebesar 10 hingga 11 bulan dari gaji pekerja tahun 2022.
Dikombinasikan dengan bonus 50 bulan yang sangat besar yang diberikan pada Desember lalu, para pekerja mendapatkan gaji sekitar lima tahun dalam bentuk bonus saja.
Pihak Evergreen mengatakan bonus akan didistribusikan sesuai dengan kinerja masing-masing pekerja.
Menurut situs web pekerjaan Comparably, gaji tahunan di Evergreen dapat berkisar antara NTD914.772 hingga NTD3,4 juta (Rp1,7 miliar).
Evergreen menghasilkan NTD334,2 miliar untuk tahun keuangan yang berakhir pada 2022. Menurut laporan The Straits Times, Senin (20/3/2023), itu adalah lonjakan laba sekitar 39,82 persen, terutama karena pertumbuhan permintaan barang konsumen selama pandemi Covid-19 dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Menurut laporan tersebut, putaran bonus terakhir menguras keuangan perusahaan sekitar NTD1,92 miliar.
Para pengguna media sosial di Taiwan ramai menanggapi berita tersebut, dengan salah satunya merasa "sangat iri".
Tetapi masa-masa indah bagi perusahaan itu mungkin akan segera berakhir.
Analis Bloomberg Intelligence, Kenneth Loh dan Eric Zhu, memperingatkan pada bulan Maret ini bahwa perusahaan mencari harga yang lebih murah untuk pengiriman.
“Kami melihat indikasi bahwa semakin banyak klien mencoba untuk menegosiasikan ulang kontrak jangka panjang mereka dengan Evergreen, yang dapat menurunkan tarif pengiriman kontrak jangka panjang yang merupakan kunci profitabilitas,” tulis mereka.
Itu pada gilirannya bisa menekan keuntungan di perusahaan.
Nama Evergreen terpampang di halaman depan media-media internasional pada tahun 2021 ketika kapal kontainer Ever Given yang mereka operasikan memblokir Terusan Suez selama enam hari.
Insiden itu menghambat ratusan kapal yang ingin melewati jalan pintas kritis melalui Mesir—yang berarti kapal-kapal tersebut harus berputar selama berhari-hari atau melakukan perjalanan jauh mengelilingi Afrika.
Pihak Evergreen menolak menanggapi lebih lanjut permintaan komentar yang diajukan wartawan terkait kebijakan bagi-bagi bonus tersebut.
Profesor Cheng Chih-yu, pakar kebijakan tenaga kerja di Universitas Nasional Chengchi di Taipei, mengatakan bonus berpotensi sangat diperhitungkan dalam total kompensasi karyawan.
Itu sangat penting mengingat upah di Taiwan secara praktis tetap beku selama bertahun-tahun.
“Beberapa perusahaan memilih untuk memberikan gaji tetap bulanan yang rendah selama bertahun-tahun dan memberi penghargaan kepada karyawan dengan bonus yang lebih besar, karena itu menghemat uang mereka secara keseluruhan,” katanya kepada The Straits Times.
“Jika mereka menaikkan gaji bulanan, maka mereka harus membayar lebih dalam jangka panjang untuk rencana asuransi dan pensiun pekerja.”
(min)