Jadikan Tulisan Allah Motif Pakaian Seksi, Label Fesyen Ini Tuai Kecaman

Jum'at, 17 Maret 2023 - 15:22 WIB
loading...
Jadikan Tulisan Allah Motif Pakaian Seksi, Label Fesyen Ini Tuai Kecaman
Label fesyen NOT A MANS DREAM memicu kemarahan karena menampilkan tulisan Allah sebagai motif pakaian seksi. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Sebuah label fesyen yang berbasis di Melbourne menuai kecaman dari warga Australia setelah menjadikan kata Allah sebagai motif pakaian seksi koleksinya. Rancangan pakaian itu ditampilkan dalam sebuah acara catwalk di Melbourne pada Minggu lalu.

Label fesyen NOT A MAN'S DREAM mendapatkan reaksi negatif yang cukup keras setelah menampilkan kata Allah pada dua pakaiannya. Selain itu, penutup kepala yang dikenakan salah satu model yang memamerkan desainnya disamakan dengan hijab namun pakaian itu sendiri tampak tipis, membuat mereka yang menyaksikan acara fesyen itu marah.

Terkait hal itu pihak penyelenggara Melbourne Fashion Festival (MFF) pun mengeluarkan permintaan maaf.

“Kami memahami karya-karya tertentu yang ditampilkan sebagai bagian dari Runway Penutupan (Sabtu) malam telah menyebabkan pelanggaran bagi beberapa anggota komunitas kami,” kata pihak festival dalam permintaan maafnya.

"Festival tidak bermaksud untuk tidak menghormati siapa pun dan kami mohon maaf atas pelanggaran yang ditimbulkan," demikian pernyataan pihak penyelenggara seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (17/3/2023).

Pernyataan tersebut, yang diposting ke akun Instagram festival, selanjutnya menyatakan telah menghubungi desainer merek Samantha Saint James yang setuju untuk menghapus konten yang menampilkan desain dari saluran mereka.

NOT A MAN'S DREAM didirikan oleh Saint James tahun lalu dan merupakan merek pakaian androgini wanita terdepan yang bertujuan untuk mempromosikan inklusivitas dan keragaman dalam industri mode.

"Saya minta maaf atas pelanggaran atau rasa tidak hormat yang disebabkan oleh bagian-bagian tertentu yang saya perlihatkan di runway MFF Sabtu malam," kata Saint James.

“Saya jadi mengerti bagaimana beberapa pakaian menyebabkan pelanggaran. Itu kebalikan dari niat saya dan untuk itu, saya benar-benar minta maaf,” sambungnya.



Foto dan cuplikan promosi yang berisi desain rancangan baju kontroversial itu telah dihapus dari media sosial MFF sementara pihak label dan Saint James memutuskan untuk menutup akun Instagramnya. Itu dilakukan para netizen membanjiri kolom komentar mereka dengan kecaman.

Sementara itu, tidak semua pihak menerima permintaan maaf MFF dan Saint James, termasuk model Mona Khalifa yang melalui akun TikTok-nya menjelaskan mengapa desain baju itu dianggap menghina.

“Lihat bagaimana dia berpakaian, dia benar-benar telanjang dan ada kata Allah di sekujur tubuhnya,” kata Khalifa.

"Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk meletakkan kata 'Allah' atau apapun yang Islami pada hal seperti ini," imbuhnya.

Dia juga menjelaskan dalam sebuah postingan di Instastory-nya bagaimana nama Tuhan “sangat sakral” bagi komunitas Arab Muslim dan Kristen.

“Ini sangat penting dalam agama kami – kami tidak menaruh apa pun dengan nama Tuhan di lantai atau bahkan pergi ke kamar mandi dengan ‘kalung Allah’,” tulis Khalifa.

“Melihatnya terpampang di seluruh model berpakaian minim dengan hiasan kepala mirip hijab yang sangat jelas juga sangat mengganggu dan tidak sopan,” ujarnya.

Khalifa mengatakan dia telah menghubungi beberapa model yang menyatakan kekhawatiran mereka tentang model pakaian yang diduga telah "diabaikan" oleh desainer sebelum desain itu dipamerkan.

“Hai kak, kami semua sangat khawatir dan bingung tentang ini. Beberapa model menolak untuk mengenakan koleksi tersebut dan perancang telah mengabaikan kekhawatiran tersebut,” demikian bunyi salah satu pesan untuk Khalifa.

Model lain yang seharusnya mengenakan desain tersebut diduga mengatakan bahwa pakaian tersebut membuatnya "sangat tidak nyaman" karena akan "menyinggung semua teman Muslimnya dan komunitas Muslim yang lebih luas".



"Dia berdiri dan mencoba mengatakan sesuatu kepada asisten stylist dan desainer dan semua orang mengabaikannya," ungkap Khalifa.

“Pastinya perlu lebih banyak akuntabilitas dari Samantha Saint James dan juga Melbourne Fashion Festival," ujarnya.

"Permintaan maaf itu sama sekali bukan permintaan maaf dan benar-benar penolakan," ucapnya.

Banyak pemirsa video Khalifa juga setuju, melabeli desain tersebut sebagai "mencengangkan", "darah mendidih", dan "sangat tidak sopan".

“Awalnya saya tidak menyadarinya sampai saya melihat lebih dekat dan OMG rahang saya jatuh! Ini sangat menyedihkan,” komentar seorang netizen.

“Mereka benar-benar berusaha untuk mendorongnya, kami tidak menyetujui penghinaan dan pengabaian yang mencolok ini terhadap agama kami. Terkejut!" yang lain menambahkan.

Sementara sutradara film Melbourne Kauthar Abdulalim mengatakan insiden itu menjadi pengingat mengapa lebih banyak suara yang kompeten secara budaya dibutuhkan di industri kreatif.

“Seharusnya ada yang dilakukan ketika beberapa model menolak mengenakan pakaian itu,” katanya.

“Sedih menempatkan model Anda dalam situasi yang tidak nyaman. Kita perlu secara kolektif berbuat lebih baik,” imbaunya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)