Pejabat Ungkap Biaya Fantastis untuk Tembak Jatuh 3 UFO di AS dan Kanada
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon menghabiskan lebih dari USD1,5 juta (Rp23 miliar) untuk menembak jatuh tiga objek misterius yang terlihat di wilayah udara Amerika Serikat (AS) dan Kanada awal bulan ini.
Beberapa pejabat pertahanan AS mengatakan hal itu kepada Wall Street Journal (WSJ), meskipun mereka menduga biaya sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
Angka USD1,5 juta yang diberikan kepada WSJ pada Rabu hanya mencakup biaya empat rudal AIM-9X Sidewinder yang digunakan untuk menembak jatuh “UFO” di atas Alaska, Danau Huron, dan wilayah Yukon di Kanada, tidak termasuk dana yang dikeluarkan oleh Penjaga Pantai, Angkatan Laut, dan Garda Nasional dalam mencari puing-puing.
“Penerbangan yang digunakan untuk melihat balon dan akhirnya menembak jatuh bukan bagian dari perkiraan biaya, karena militer AS menganggap penerbangan itu sebagai bagian dari pelatihan pilotnya dan telah menganggarkan jam terbang tersebut,” tambah WSJ, mengutip pejabat pertahanan.
Salah satu rudal gagal mencapai targetnya, membutuhkan Sidewinder USD400.000 lagi untuk mengirim objek tak dikenal itu jatuh ke salah satu Great Lakes di Michigan.
Rentetan penembakan terjadi setelah balon China memasuki wilayah udara AS pada akhir Januari, yang juga dijatuhkan oleh jet tempur AS.
Meski Washington bersikeras pesawat itu digunakan untuk spionase, Beijing menolak tuduhan itu, dengan alasan balon itu digunakan untuk mengumpulkan data meteorologi dan telah menyimpang dari jalurnya secara tidak sengaja.
Para pejabat AS yang dihubungi Washington Post kemudian mengakui kejadian versi China mungkin akurat.
Mereka mencatat balon tersebut mungkin telah didorong ke wilayah AS setelah menghadapi "angin kencang".
Balon China tampaknya memicu kecemasan di Gedung Putih, dengan Presiden Joe Biden memerintahkan tiga objek lainnya untuk ditembak jatuh secara berurutan segera setelah insiden awal.
Namun, dalam pidato pekan lalu, Biden mengungkapkan badan-badan intelijen telah menilai benda-benda itu "kemungkinan besar" balon cuaca.
Dia mengakui militer telah menggunakan rudal udara-ke-udara yang canggih, yang ditembakkan dari pesawat bernilai jutaan dolar untuk menetralisir instrument ilmiah yang tidak berbahaya.
Hingga Jumat lalu, militer menghentikan pencarian puing-puing ketiga objek tersebut, setelah para pejabat mengatakan kondisi cuaca buruk akan membuat mereka sulit ditemukan.
Lebih lanjut menggarisbawahi kesalahan tersebut, satu kelompok hobi yang berbasis di Illinois menawarkan bukti bahwa perangkat yang jatuh di wilayah Yukon Kanada kemungkinan adalah salah satu dari “balon pico”, perangkat kecil yang dikirim tinggi ke atmosfer dan dilacak oleh penggemar amatir, yang biasanya berharga antara USD12 dan USD200 untuk membuatnya.
Meskipun masih belum jelas bagaimana militer bisa melewatkan balon, yang telah mengudara selama 123 hari dan mengelilingi bumi enam kali, para pejabat mengatakan tiga benda itu dideteksi tidak lama setelah penyesuaian radar dilakukan Komando Pertahanan Ruang Udara Amerika Utara (NORAD).
Beberapa pejabat pertahanan AS mengatakan hal itu kepada Wall Street Journal (WSJ), meskipun mereka menduga biaya sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
Angka USD1,5 juta yang diberikan kepada WSJ pada Rabu hanya mencakup biaya empat rudal AIM-9X Sidewinder yang digunakan untuk menembak jatuh “UFO” di atas Alaska, Danau Huron, dan wilayah Yukon di Kanada, tidak termasuk dana yang dikeluarkan oleh Penjaga Pantai, Angkatan Laut, dan Garda Nasional dalam mencari puing-puing.
“Penerbangan yang digunakan untuk melihat balon dan akhirnya menembak jatuh bukan bagian dari perkiraan biaya, karena militer AS menganggap penerbangan itu sebagai bagian dari pelatihan pilotnya dan telah menganggarkan jam terbang tersebut,” tambah WSJ, mengutip pejabat pertahanan.
Salah satu rudal gagal mencapai targetnya, membutuhkan Sidewinder USD400.000 lagi untuk mengirim objek tak dikenal itu jatuh ke salah satu Great Lakes di Michigan.
Rentetan penembakan terjadi setelah balon China memasuki wilayah udara AS pada akhir Januari, yang juga dijatuhkan oleh jet tempur AS.
Meski Washington bersikeras pesawat itu digunakan untuk spionase, Beijing menolak tuduhan itu, dengan alasan balon itu digunakan untuk mengumpulkan data meteorologi dan telah menyimpang dari jalurnya secara tidak sengaja.
Para pejabat AS yang dihubungi Washington Post kemudian mengakui kejadian versi China mungkin akurat.
Mereka mencatat balon tersebut mungkin telah didorong ke wilayah AS setelah menghadapi "angin kencang".
Balon China tampaknya memicu kecemasan di Gedung Putih, dengan Presiden Joe Biden memerintahkan tiga objek lainnya untuk ditembak jatuh secara berurutan segera setelah insiden awal.
Namun, dalam pidato pekan lalu, Biden mengungkapkan badan-badan intelijen telah menilai benda-benda itu "kemungkinan besar" balon cuaca.
Dia mengakui militer telah menggunakan rudal udara-ke-udara yang canggih, yang ditembakkan dari pesawat bernilai jutaan dolar untuk menetralisir instrument ilmiah yang tidak berbahaya.
Hingga Jumat lalu, militer menghentikan pencarian puing-puing ketiga objek tersebut, setelah para pejabat mengatakan kondisi cuaca buruk akan membuat mereka sulit ditemukan.
Lebih lanjut menggarisbawahi kesalahan tersebut, satu kelompok hobi yang berbasis di Illinois menawarkan bukti bahwa perangkat yang jatuh di wilayah Yukon Kanada kemungkinan adalah salah satu dari “balon pico”, perangkat kecil yang dikirim tinggi ke atmosfer dan dilacak oleh penggemar amatir, yang biasanya berharga antara USD12 dan USD200 untuk membuatnya.
Meskipun masih belum jelas bagaimana militer bisa melewatkan balon, yang telah mengudara selama 123 hari dan mengelilingi bumi enam kali, para pejabat mengatakan tiga benda itu dideteksi tidak lama setelah penyesuaian radar dilakukan Komando Pertahanan Ruang Udara Amerika Utara (NORAD).
(sya)