AS: Rusia Uji Rudal Berkemampuan Nuklir saat Biden Kunjungi Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) menyebut Rusia menguji coba rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir saat Presiden Joe Biden mengunjungi Kiev, Ukraina , Senin lalu. Namun, tes senjata itu gagal.
Dua pejabat Washington kepada CNN mengungkap kegagalan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat tersebut.
Seandainya berhasil, kata mereka, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggembar-gemborkan tes tersebut di pidato kenegaraannya.
Sebaliknya, Putin mengumumkan penangguhan partisipasi Rusia dalam perjanjian pengurangan senjata nuklir antara Washington dan Moskow, yakni Perjanjian New START. Putin juga memerintahkan pasukan nuklirnya untuk mempersiapkan perlombaan senjata baru.
Seorang pejabat AS mengatakan Moskow telah memberi tahu Washington tentang uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat melalui jalur dekonfliksi sebelumnya.
Pejabat AS juga menggunakan saluran komunikasi yang sama pada Minggu malam ketika mereka memberi tahu Rusia tentang kunjungan mendadak Biden ke Kiev.
"AS tidak melihat peluncuran Sarmat sebagai anomali atau eskalasi," kata salah satu pejabat AS kepada CNN yang dilansir Kamis (23/2/2023).
Kremlin menolak mengomentari laporan CNN, meneruskan pertanyaan para wartawan ke Kementerian Pertahanan Rusia.
Uji coba terakhir ICBM Sarmat yang sukses terjadi beberapa bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada awal 2022.
Putin, yang telah membuat ancaman nuklir terselubung kepada sekutu Barat-nya Kiev selama perang, mengeklaim pada saat itu bahwa rudal Sarmat akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali".
Dengan berat lebih dari 200 ton dan mampu mengangkut banyak hulu ledak, rudal Sarmat adalah salah satu rudal generasi baru Rusia yang disebut Putin "tak terkalahkan".
ICBM Sarmat dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal dengan fase dorongan awal yang singkat, memberi sistem pengawasan musuh jendela sempit untuk melacaknya.
Dua pejabat Washington kepada CNN mengungkap kegagalan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat tersebut.
Seandainya berhasil, kata mereka, Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggembar-gemborkan tes tersebut di pidato kenegaraannya.
Sebaliknya, Putin mengumumkan penangguhan partisipasi Rusia dalam perjanjian pengurangan senjata nuklir antara Washington dan Moskow, yakni Perjanjian New START. Putin juga memerintahkan pasukan nuklirnya untuk mempersiapkan perlombaan senjata baru.
Seorang pejabat AS mengatakan Moskow telah memberi tahu Washington tentang uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat melalui jalur dekonfliksi sebelumnya.
Pejabat AS juga menggunakan saluran komunikasi yang sama pada Minggu malam ketika mereka memberi tahu Rusia tentang kunjungan mendadak Biden ke Kiev.
"AS tidak melihat peluncuran Sarmat sebagai anomali atau eskalasi," kata salah satu pejabat AS kepada CNN yang dilansir Kamis (23/2/2023).
Kremlin menolak mengomentari laporan CNN, meneruskan pertanyaan para wartawan ke Kementerian Pertahanan Rusia.
Uji coba terakhir ICBM Sarmat yang sukses terjadi beberapa bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada awal 2022.
Putin, yang telah membuat ancaman nuklir terselubung kepada sekutu Barat-nya Kiev selama perang, mengeklaim pada saat itu bahwa rudal Sarmat akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali".
Dengan berat lebih dari 200 ton dan mampu mengangkut banyak hulu ledak, rudal Sarmat adalah salah satu rudal generasi baru Rusia yang disebut Putin "tak terkalahkan".
ICBM Sarmat dirancang untuk menghindari sistem pertahanan anti-rudal dengan fase dorongan awal yang singkat, memberi sistem pengawasan musuh jendela sempit untuk melacaknya.
(min)