Putin Tangguhkan Perjanjian Pengurangan Senjata Nuklir, Ini Respons NATO

Kamis, 23 Februari 2023 - 08:31 WIB
loading...
Putin Tangguhkan Perjanjian Pengurangan Senjata Nuklir, Ini Respons NATO
Sekretaris Jenderal NATO mengecam keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menangguhkan perjanjian pengurangan senjata nuklir New START. Foto/REUTERS
A A A
WARSAWA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan bahwa negaranya menangguhkan perjanjian pengurangan senjata nuklir, New START . Sekretaris Jenderal NATO Jen Stoltenberg mengecam keputusan tersebut.

Perjanjian New START merupakan satu-satunya perjanjian kontrol senjata nuklir yang tersisa antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

"Saya meminta Rusia hari ini untuk mempertimbangkan kembali keputusannya menangguhkan partisipasi dalam perjanjian New START," kata Stoltenberg.

"Lebih banyak senjata nuklir dan lebih sedikit kontrol senjata membuat dunia lebih berbahaya," ujarnya, menekankan pentingnya tatanan dunia berbasis aturan.



Stoltenberg juga menanggapi tuduhan Putin bahwa Barat memprovokasi dan meningkatkan perang di Ukraina, dengan mengatakan: "Tidak ada yang menyerang Rusia. Rusia adalah agresor."

Presiden AS Joe Biden telah berkomentar singkat soal keputusan Putin. Itu disampaikan di Warsawa menjelang pertemuan dengan para pemimpin beberapa negara di sayap timur NATO untuk membahas dukungan bagi Ukraina yang dilanda perang.

Ketika seorang jurnalis menanyakan respons-nya atas keputusan Putin, Joe Biden awalnya bercanda dengan mengatakan dia tidak "punya waktu".

Kemudian, setelah jeda, dia berkata: "Itu kesalahan besar".

Perjanjian New START mengamanatkan Washington dan Moskow untuk membatasi persediaan hulu ledak nuklir mereka.

Menyusul pengumuman Vladimir Putin yang disampaikan dalam pidato kenegaraan pada Selasa, Parlemen Rusia pada hari Rabu dengan suara bulat menyetujui penangguhan partisipasi Moskow dalam perjanjian tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan akan tetap mematuhi perjanjian itu sampai berakhir pada awal 2026.

"Keputusan Rusia untuk menangguhkan perjanjian itu dapat dibalik—tetapi Washington harus menunjukkan kemauan politik," kata kementerian tersebut, seperti dikutip AFP, Kamis (23/2/2023).

Pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut keputusan Rusia sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab tetapi mengatakan Washington masih bersedia membicarakan masalah tersebut.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1702 seconds (0.1#10.140)